Membawa uang fisik dalam jumlah besar memiliki risiko keamanan dan juga tidak praktis. Belum lagi, zaman menuntut segala sesuatunya yang serba cepat dan mudah. Mengacu kepada hal tersebut, Bank Indonesia sebagai regulator sekaligus bank sentral di Indonesia menggulirkan ide penerapan uang elektronik. Penggunaan uang elektronik diyakini memiliki banyak keunggulan dan kemudahan bagi masyarakat dalam bertransaksi. Kita nantinya dapat berbelanja dengan menggunakan satu kartu sehingga tidak direpotkan karena harus membawa uang fisik. Gaya hidup tersebut lazim disebut sebagai Less Cash Society (LCS).

Ada beberapa keunggulan dalam penerapan uang elektronik ini. Pertama, transaksi tunai akan lebih teratur. Kedua, transaksi non tunai relatif tidak berbiaya mahal. Kemudian yang terakhir, akan memudahkan pelacakan jika terjadi tindak pidana. Penerapan uang elektronik juga diyakini akan mengurangi jumlah uang fisik yang beredar di masyarakat, yang juga dapat meminimalisasi peredaran uang palsu. Oleh karena keunggulan-keunggulan tersebut, less cash society harus segera dilaksanakan mulai sekarang ini agar masyarakat terbiasa dengan penggunaan uang elektronik.

Berkaitan dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah menunjuk Universitas Indonesia (UI) sebagai subjek pelaksanaan pilot project LCS. Program ini sejalan dengan rencana UI untuk menggunakan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) UI sebagai smart card yang juga bisa digunakan untuk segala jenis pembayaran. Selain itu, UI juga dianggap sebagai universitas yang dapat menggulirkan penggunaan uang elektronik di kalangan perguruan tinggi dan masyarakat. Jumlah populasi UI yang tinggi (sekitar 60.000 orang terdiri dari mahasiswa, dosen dan karyawan) juga menjadi alasan kenapa UI dipilih menjadi subjek pilot project dari program LCS ini.

Sebelum program dijalankan, tentu dibutuhkan sosialisasi agar terdapat pemahaman yang baik di antara warga UI sebagai pengguna. Sosialisasi program LCS di UI ini terdiri dari serangkaian kegiatan. Program utama yang dilaksanakan adalah penggunaan uang elektronik dalam bentuk KTM UI yang dalam masa percobaan akan dicoba sebagai alat pembayaran di kantin. Nantinya, diharapkan smart card KTM UI ini juga akan bisa dipakai sebagai alat pembayaran jika ingin melakukan perjalanan dengan KRL Commuter Line dan Transjakarta.

Sebagai kegiatan pembuka, dilaksanakan sosialisasi di hadapan 8.500 mahasiswa baru pada Sabtu, 24 Agustus 2013 di Balairung UI, Depok. Kegiatan sosialisasi oleh pihak Bank Indonesia dan UI tersebut masih menjadi bagian dari rangkaian Kegiatan Mahasiswa Baru (KAMABA) UI.

Sosialisasi selanjutnya berlangsung pada tanggal 5 September 2013 di Balai Sidang UI. Sosialisasi ini menyasar pedagang besar dan pedagang kecil di lingkungan kampus UI. Selanjutnya, uji coba akan dilakukan pada tanggal 16-28 September 2013 di kantin kampus dan tempat makan yang telah menerapkan pooling cashier atau kasir terpusat, yaitu FISIP, FKM, dan Kantin Prima Gedung Pusat Administrasi Universitas (PAU) di Depok.

Sementara itu, sosialisasi kepada dosen dan karyawan UI akan berlangsung pada tanggal 2-4 Oktober 2013 area Perpustakaan Pusat UI Depok. Selain sosialisasi berupa seminar, acara juga diramaikan dengan bazar yang akan menggunakan transaksi pembayaran dengan menggunakan “kartu pintar” tersebut. Untuk juga menggairahkan sosialisasi, akan diadakan lomba foto dan poster terkait pelaksanaan less cash society di lingkungan kampus UI. (RBY)