Angka kecelakaan kerja yang masih tinggi di Indonesia memotivasi FKM UI untuk mempertemukan pemerintah, perusahaan (sektor informal), dan akedemisi dalam Seminar Nasional K3, 13—14 Februari 2014, di Kampus FKM UI, Depok. Ketiga unsur itu sepakat bahwa untuk menekan kecelakaan kerja di tempat kerja, perlu dilakukan manajemen risiko yang terintegrasi.

Strategi pencegahan kecelakaan itu dimulai dengan memerhatikan sistem manajamen K3, faktor manusia, teknologi, manajemen risiko, dan hubungan antara manusia dengan lingkungan kerja. Pencegahan juga perlu melihat aspek penegakan hukum dan aspek penumbuhan budaya K3 di masyarakat. “Dalam menyusun strategi itu, semua faktor harus sinergis dan terlibat. Kita pertemukan supaya antara praktisi, pemerintah maupun akademisi biar match,” kata Sekretaris Panitia Seminar Nasional K3, Mila Tejamaya.

Seminar Nasional K3 digelar dalam rangka Dies Natalies ke-64 Universitas Indonesia (UI) serta menyambut bulan K3 2014. Penyelenggaraan seminar tersebut bertolak dari gagasan bahwa selama ini program keselamatan kerja masih berjalan sendiri-sendiri. “Yang belum terlihat bagaimana integrasinya. Keselamatan kerja bukan urusan sektor informal saja, tapi juga bagaimana peran negara ikut terlibat di dalamnya,” kata dr. Chandra Satrya, M.App.Sc., moderator dalam sesi dan hari pertama Seminar Nasional K3.

Enam pembicara dalam sesi awal datang dari kalangan pemerintah. Mereka ialah Ir. Bintara Pangaribuan(Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), Eko Gunarto, Dipl. Mech.E. M.T. (Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), Lena Kurniawati, S.T.,M.K.K.K. (Direktur PNK3 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi), Jelsi Natalia Marampa, S.K.M., M.K.K. (Direktur Binakes Kementerian Kesehatan), dr. Woro Ariyandi, M.K.M. (BPJS Ketenagakerjaan), dan Ir. M. Mushanif Mukti, M.K.K.K(Ketua I Pengurus Pusat Asosiasi Ahli K3 Konstruksi). Keseluruhan diskusi pada sesi ini melihat upaya yang mungkin dilakukan dari sisi pemerintah, antara lain terkait aturan main atau penegakan regulasi.

Sementara itu, sesi kedua mengupas lebih jauh strategi pencegahan kecelakaan kerja di industri dengan berbagai perspektif. Materi yang disampaikan dalam sesi ini meliputi materi tentang public safety yang disampaikan oleh Prof. Fatma Lestari, Ph.D., materi tentang manajemen risiko oleh Dr. dr. Zulkifli Djunaidi, M.App.Sc., materi tentang human factors oleh Drs. Ridwan Z. Sjaaf, M.P.H., materi tentang engineering oleh Dr. Ir. Sjahrul M. Nasri, M.Sc.in Hyg., dan materi tentang desain sistem kerja oleh dr. Chandra Satrya, M.App.Sc.

Hari kedua seminar ini masih menggali lebih dalam upaya pengembangan strategi pencegahan di berbagai sektor seperti konstruksi, mineral dan batu bara (minerba), dan migas. Sesi ini membuka kesempatan bagi perusahaan kecil untuk belajar strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan besar seperti Total BP, Freeport, KPC, dan Pertamina dalam menekan angka kecelakaan kerja di lapangan. (DPN)