Bertempat di Sekretariat ILUNI FTUI, Salemba, diselenggarakan diskusi tentang kemaritiman yang membahas pengoperasian kapal FSRU (Floating Storage and Regassification Unit) di Muara Karang Jawa Barat. Kapal FSRU adalah kapal yang berfungsi sebagai penampung gas dan dilengkapi alat yang melakukan fungsi regasifikasi, mengubah gas yang berwujud cair menjadi wujud gas. Dari kapal FSRU ini, gas tersebut disalurkan ke darat melalui pipa. Pengoprasian kapal FSRU di Muara Karang Jawa Barat ini adalah dalam kaitannya untuk memasok kebutuhan LNG pada pembangkit listrik milik PLN di daerah tersebut.

Menurut Indonesia Cabotage Advocation Forum (INCAFO) ILUNI FT UI, penyelenggara diskusi ini, pengoprasian kapal FSRU tersebut sarat dengan masalah. Beberapa azas Cabotege yang dilanggar. Secara umum, azas Cabotege yang berlaku di Indonesia mencakup 4 hal yaitu kapal harus berbendera merah putih, dimiliki badan usaha/ perseorangan Indonesia, diawaki orang Indonesia, dan dibuat di galangan Indonesia.

Kapal FSRU di Muara Karang ini merupakan milik Golar LNG Energy Ltd. yang disewa oleh PT Nusantara Regas. Kapal tersebut dimodifikasi untuk dapat menjadi kapal FSRU di galangan kapal Jurong Singapura. Usia kapal tersebut mencapai 35 tahun, padahal syarat pengimporan kapal menurut Kementrian Perdagangan, adalah maksimal berusia 20 tahun. Biaya penyewaannya selama 11 tahun yang bernilai sangat besar, 500 juta dollar AS, perlu dipertanyakan kepatutannya.

Hasil diskusi ini merekomendasikan pengoperasian kapai oleh FSRU Jawa Barat wajib dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia, atau usaha patungan dengan saham kepemilikannnya mayoritas dimiliki oleh warga negara Indonesia. Selanjutnya, proyek pengadaan FSRU di Indonesia seharusnya dilaksanakan dengan mengutamakan kemampuan dan potensi dalam negeri. (IRH)