Departemen Filsafat FIB UI menyelenggarakan Diskusi Bedah Buku “Demokrasi Disesus: Politik Dalam Paradoks” dengan pembicara Budiarto Danujaya (Penulis buku “Demokrasi Disensus”) dan Donny Gahral Adian (Dosen Filsafat Universitas Indonesia), Senin (10/4). Bedah buku yang diselenggarakan di Auditorium Gedung I Fakultas Ilmu Budaya ini dihadiri oleh beberapa orang dosen dari berbagai fakultas di UI dan mahasiswa UI pada umumnya.

Budiarto Danujaya mengulas “Demokrasi Disensus” sebagai upaya untuk menjawab dilema perpolitikan di Indoensia. Baginya, filsuf-filsuf politik kontemporer menyediakan jawaban dengan mematok politik sebagai “keputusan eksistensial” bukan “keharusan prosedural”. Keputusan politik adalah momen tatap muka dengan sang liyan. Di dalamnya tersembunyi tanggung jawab etis. Misalnya, saat garis normatif koalisi politik mengharuskan untuk mengambil sebuah pilihan.

Keputusan utama penelitian ini menyangkut dua persoalan pokok yang saling berkaitan dan mengandaikan sejumlah silang sengkarut di dalamnya. Pertama, radikalisasi polisemi dan paradoks dewasa ini terbukti tak memusnahkan posibilitas interrelasi manusia yang lebih kompleks layaknya politik namun menuntut perubahan paradigma pemahaman dan penerapannya. Kedua, dalam paradigma disensus yang menerima keterreduksikan antagonisme relasional sebagai konsekuensi konstitutif pengakuan atas kesulihan perbedaan dan diskursivitas keliyanan agen sosial, politik demokrasi pluralis terbukti bisa tetap mempertahankan kesesuaian dan kememadaiannya untuk menjawab perubahan agenda ketertujuan sosiopolitik akibat radikalisasi polisemi dan paradoks tersebut. (EDO)