Pentingnya Kepemimpinan saat Bencana Melanda
Pusat Kajian dan Terapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKTK3 FKM UI) bekerja sama dengan World Health Safety Organization menggelar kegiatan HSE International Seminar pada 26-27 Maret 2013 di area FKM UI. Kegiatan ini mengangkat tema “Safety Leadership, Disaster, and Crisis Management”.
Hari pertama kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Dekan FKM drs. Bambang Wispriyono, Apt., Ph.D., Ketua Departemen K3 UI Doni Hikmat Ramdhan, M.K.K.K., Ph.D., dan Direktur PKTK3 Dra. Fatma Lestari, M.Si., Ph.D.. Dalam sambutan tersebut diuraikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk terus memperkenalkan kepada publik tentang keberadaan dan urgensi dari K3.
Kegiatan dilanjutkan dengan keynote speech dari Jusuf Kalla (JK) yang dimoderatori oleh Rhenald Khasali. Dalam pidatonya, JK mengangkat studi kasus bencana tsunami di Aceh sebagai pembahasan terkait dengan tema kegiatan. JK menceritakan bagaimana suka-duka ia dalam merespon bencana tsunami di Aceh. Dia menekankan pentingnya aliran informasi yang jelas dan asesmenlangsung ke lapangan dalam manajemen krisis suatu bencana. Ada golden hour dalam manajemen bencana atau krisis sehingga kepemimpian dalam manajemen krisis membutuhkan keputusan cepat serta kepribadian yang luar biasa.
Sesi selanjutnya adalah ulasan buku yang dimoderatori oleh Fatma Lestari. Buku pertama adalah “Dancing with The Tiger” dari Jim Truscott, salah satu Pimpinan di Truscott Crisis Leaders, sebuah perusahaan konsultan K3. Jim menyatakan bahwa ada jenis krisis kepemimpinan yang berarti sebagai seni dalam membangun dan menerapkan keputusan (strategi) ketika berada dalam kondisi di bawah tekanan. Hal ini membuat seorang pemimpin selalu siap untuk kondisi-kondisi krisis sehingga pemimpin tersebut menyadari bahwa krisis adalah bagian dari bisnis. Oleh karena itu, sistem yang mampu menanggulangi hal tersebut dibutuhkan. Dalam buku tersebut, Jim menawarkan model business resilience (ketahanan bisnis) yang dapat menjadi model ideal yang bisa dikembangkan dalam konteks ini.
Buku kedua yang diulas adalah “Safety Leadership: Building An Excellent Operation” dari Dr. F.A. Gunawan, M.M.. Gunawan menyatakan bahwa pentingnya kesadaran terhadap urgensi dari ‘safety’. Kondisi di Indonesia saat ini adalah minimnya perhatian dari sejumlah pihak terhadap urgensi ‘safety’. Safety pada hakikatnya adalah poin perhatian yang menjadi cerminan sikap visioner seorang pemimpin. Pemimpin tersebut berarti memahami tentang manajemen resiko.
Selanjutnya, pada siang hari kegiatan dilanjutkan dengan dua sesi seminar bertema “Disaster and Crisis Management”. Dalam seminar ini dihadirkan berbagai pembicara dari berbagai sektor, mulai dari perwakilan dari WHO, Kementerian Kesehatan, Perusahaan Multinasional, Garuda Indonesia, hingga Chevron.
Hari berikutnya, kembali dilanjutkan lagi dengan tiga sesi seminar. Seminar sesi pertama membahas tema “Safety Leadership”. Pada sesi ini hadir akademisi dan profesional dari Astra International. Seminar sesi kedua membahas kondisi K3 di Indonesia dan menghadirkan sejumlah pemateri akademisi dan perwakilan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Terakhir, seminar sesi ketiga merangkum pembahasan tentang keselamatan dan kaitannnya dengan berbagai bidang. Hadir sebagai pembicara yaitu berbagai perwakilan dari Pertamina, BP Tangguh, dan Road Safety Organization. (IB)
- Login to post comments