UI Angkat Bicara tentang Wabah Tomcat

  • strict warning: Declaration of T3Params::set() should be compatible with JObject::set($property, $value = NULL) in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/core/params.php on line 0.
  • strict warning: Non-static method T3Cache::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 4.
  • strict warning: Non-static method T3Profile::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 6.
  • strict warning: Non-static method T3Xml::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 7.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 27.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 28.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 29.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 30.
  • strict warning: Non-static method T3Cache::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 4.
  • strict warning: Non-static method T3Profile::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 6.
  • strict warning: Non-static method T3Xml::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 7.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 27.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 28.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 29.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 30.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 38.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 38.
  • strict warning: Non-static method T3Path::getPaths() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 48.
  • strict warning: Non-static method T3Profile::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/joomlart.engine on line 226.
  • strict warning: Non-static method T3Path::getNodeTpl() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/joomlart.engine on line 255.
  • strict warning: Non-static method T3Path::getPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/core/path.php on line 206.
  • strict warning: Non-static method T3Cache::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/core/path.php on line 83.

Indonesia dalam satu bulan ke belakang dihebohkan dengan wabah hewan tomcat. Warga menganggap bahwa racun yang dihasilkan dari sengatan hewan ini berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan kulit. Namun bagaimana caranya menghadapi hewan satu ini?

Untuk itu, UI menggelar konferensi pers membahas fenomena hewan tomcat, Kamis (29/3) di Restoran Dermaga One, FMIPA, Kampus UI Depok. Hadir sebagai pembicara yaitu Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UI Dr. dr. Tjut Nurul Alam Jacoeb, SpKK(K) dan Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI Dr. Budi Haryanto.

Tomcat bukanlah nama asli serangga kumbang ini. Hewan mini berukuran 7-10 mm ini dinamai tomcat karena memiliki bentuk yang mirip dengan pesawat tempur F-14 Tomcat. Hewan ini berasal dari kelas insecta dengan genus Paederus. Paederus, atau rove beatle dalam bahasa Inggris, yang banyak terdapat di Indonesia adalah jenis Paederus peregrinus dan Paederus littoralis.

Menurut Dr. Nurul, paederus ini mengandung senyawa racun yang dinamakan paederin. Senyawa yang terdapat dalam paederin dapat menimbulkan kerusakan pada kulit seperti ruam. Namun yang sebenarnya terjadi adalah paederin membuat jaringan kulit hancur sehingga sel kulit terpisah-pisah dan membuat rongga yang berisi cairan nanah.

Habitat asli paederus sebenarnya di lahan kering dekat sawah, di mana wereng yang merupakan makanan paederus banyak berkeliaran. Selain wereng, paederus juga memangsa serangga-serangga kecil yang ada di sekitar tanaman. Oleh karena itu, paederus berguna dalam pertanian karena menjadi predator hama.

Dr. Budi menjelaskan, ketika hujan deras dan terjadi genangan air atau banjir, paederus akan mencari tempat-tempat yang lebih tinggi dan kering. Beberapa kasus keberadaan paederus di lokasi pemukiman di berbagai daerah di Indonesia saat ini adalah karena semakin dekatnya lokasi pemukiman dengan persawahan, rawa, dan tepian sungai. Ditambah lagi, paderus menyukai lampu berpijar atau berfluoresensi sehingga paederus semakin tertarik untuk datang ke rumah warga.

Paederus hanya mengeluarkan racun apabila dirinya diserang. Untuk itu, apabila terdapat paederus di rumah, jangan dibunuh. Letakkan dalam wadah, kemudian lepas kembali ke alam. Selain itu, menurut Dr. Budi, cara pengendalian paedrus yang baik meliputi beberapa langkah:

  • Hindari kontak langsung dengan paederus.
  • Apabila melihat kedatangan paederus, cukup dihalau dengan tiupan atau digeser menggunakan kertas.
  • Kurangi cahaya lampu pada malam hari yang bisa menarik paederus dari habitatnya.
  • Pakai pakaian yang menutupi lengan dan kaki.
  • Jika populasi paederus banyak, lakukan penyemprotan insektisida botani berbahan tumbuhan agar tidak mengganggu keseimbangan ekosistem.

Dr. Nurul menjelaskan, apabila terjadi kontak dengan paederus, kemungkinan kita akan memiliki dermatitis paederus berupa ruam kulit yang menjadi kemerahan, membengkak, bahkan sampai menggelembung. Gelembung tersebut dapat tersusun seperti rantai (dermatitis liniaris) dan lama kelamaan menjadi bernanah. Berikut adalah tanda-tanda yang dialami penderita dermatitis paederus:

  • Pada keadaan ringan, kulit hanya memerah. Biasanya terasa panas seperti terbakar dan gatal. Ini terjadi 24 jam setelah kontak dengan paederus.
  • Bila tidak mendapat pengobatan (umumnya setelah lebih dari 24 jam), luka menjadi lebih berat berupa lepuh kecil dan dapat melebar serta meluas.
  • Apabila belum mendapat pertolongan sama sekali, ruam ini menjadi bernanah, disertai dengan demam dan menggigil.

Ruam kulit ini dimulai 12-48 jam setelah kontak dan akan kembali sembuh dalam 1-3 minggu. Apabila ruam bernanah, ini berarti terdapat infeksi bakteri (karena paederus mengandung bakteri) yang boleh disebut komplikasi dari gangguan kulit awal. Ruam bisa meluas apabila terjadi kontak antara kulit yang terkena racun dengan area kulit lain, terutama kulit yang berhimpitan seperti lipatan siku dan lutut.

Apabila terkontaminasi paederin, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan:

  • Pertama yang wajib dilakukan adalah mencuci kulit yang terkontaminasi paederin dengan sabun.
  • Bila kulit menjadi merah (biasanya 12-48 jam setelah kontak, namun bisa lebih cepat), segera berobat ke dokter.
  • Dokter akan memberi kortikosteroid topikal (bila ruam kulit terbatas), dapat juga diberi obat minum kalau kelainannya cukup luas. Bila ada tanda infeksi akan dikompres serta diberikan antibiotik.
  • Jangan mengobati ruam dengan acyclovir. Tindakan medis sebaiknya diserahkan kepada dokter.
  • Jangan mengelupas atau mengorek luka agar penyembuhan kulit lebih sempurna.

Selain kerugian akibat toksinnya, paederus juga dapat menjadi menguntungkan. Pertama, paederus adalah predator alami wereng yang menjadi hama pertanian sehingga membantu menekan jumlah hama wereng. Ini tentu saja merupakan kabar gembira bagi para petani. Yang kedua, kemampuan paedrin untuk merusak jaringan kulit dapat menjadi potensi sebagai obat penyakit kulit, yaitu kutil.

“Selama ini,” lanjut Dr. Nurul, “obat kutil diimpor dari Kanada yang dijual dengan harga yang sangat mahal, yaitu sekitar satu juta rupiah untuk satu botol yang kecil sekali. Obat kutil bekerja dengan menghancurkan jaringan kulit, mirip dengan cara kerja paedrin. Oleh karena itu, paedrin berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat kutil.” (YV)

You are here