Pusgerak BEM UI Bahas ‘May Day’ dalam Diskusi Angkringan Sore
Dalam rangka memperingati Hari Buruh sedunia atau yang umum disebut May Day, Pusgerak BEM UI mengadakan Diskusi Angkringan Sore, Senin (30/4). Diskusi bertema “Buruh dan Kapital: Di Manakah Posisi Mahasiswa?” ini digelar di selasar belakang Gedung Komunikasi FISIP UI.
Hadir sebagai pembicara dalam diskusi yaitu Hizkia Yosie Polimpung (Peneliti Pacivis UI, Pegiat Kelompok Diskusi Sabtuan Hubungan Internasional Kontemporer), Irwansyah (Wakil Ketua Nasional Perhimpunan Rakyat Pekerja, Peneliti Puskapol UI), dan Gianto (Peneliti Faham Indonesia, Pusgerak BEM UI ’07), dimoderatori oleh Arie Putra (alumni Sosiologi UI), sedangkan hadir sebagai peserta antara lain perwakilan dari LSIM FISIP UI, FAM UI, BO Economica FE UI, USU Medan, BEM FISIP UI, HMI FISIP UI, BEM FT UI, LK2 FH UI, dan lain-lain.
Materi yang didiskusikan antara lain adalah sejarah May Day yang dipaparkan oleh Irwansyah, atau lebih akrab disapa Jemi. Jemi menjelaskan bahwa May Day atau 8 hour day atau Hay Market Massacre pada 1886 adalah tonggak penting dalam perkembangan peradaban dan kemanusiaan karena baru sejak saat itulah dikenal konsepsi tentang cuti, akhir pekan, dan masa istirahat dari bekerja. Selain itu, Yosie membahas mengenai logika dasar dari kapitalisme dan relasi produksi yang eksploitatif antara kapitalis dan kaum buruh.
Dalam diskusi, Gianto menyoroti posisi mahasiswa dan institusi pendidikan dalam relasi produksi global kontemporer yaitu kapitalisme pascafordisme-neoliberalisme di mana umumnya pendidikan didesain menjadi bentuk lain dari modal sehingga dijalani dengan logika mengumpulkan modal untuk kemudian ‘berproduksi’ sesudah lulus dan memperoleh ijazah atau sertifikat.
Tema diskusi “Buruh dan Kapital: Di Manakah Posisi Mahasiswa?” diangkat kembali di akhir diskusi, tetap menjadi pertanyaan terbuka bagi semua peserta. Jemi mengubungkan dengan pergerakan pemuda era Politik Etis, mensyaratkan kesadaran kelas bagi mahasiswa jika ingin benar-benar bergerak seperti dahulu. “Tanpa kesadaran, di manakah sebenarnya posisi mahasiswa dalam relasi produksi global? Gerakan mahasiswa tidak akan ke mana-mana,” jemi menegaskan.
Walau membahas tema serius, diskusi ini adalah diskusi informal, sesuai namanya “Angkringan Sore”, di mana peserta diskusi duduk lesehan sambil ‘nyemil’ dan mengobrol santai satu sama lain. Pembahasan pada Diskusi Angkringan Sore perdana ini pun tetap hangat walau disapa dinginnya hujan.
Diskusi Angkringan Sore adalah program dari Pusgerak BEM UI yang akan diadakan lagi di beberapa kesempatan lain dengan tema yang beragam. Tujuan dari program Diskusi Angkringan Sore ini adalah menghadirkan kembali iklim diskusi dan atmosfer intelektual di lingkungan kampus UI, khususnya di kalangan mahasiswa. Pada kesempatan yang pertama ini Pusgerak BEM UI mengangkat isu May Day selain karena momentum waktunya yang berdekatan, juga untuk memberikan pemahaman bagi sivitas akademika UI mengenai gerakan buruh dan hubungannya dengan mahasiswa. (Pusgerak BEM UI)
- Login to post comments