Rektor UI Beri Apresiasi atas Dharma Bhakti Mapala UI
Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri, mewakili sivitas akademika UI, menyerahkan piagam penghargaan kepada mahasiswa dan alumni yang menjadi anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UI pada Rabu (23/5) di Balai Kirti, Pusat Administrasi UI, Kampus Depok. Piagam penghargaan ini diberikan sebagai wujud apresiasi dan dukungan UI atas dharma bhakti Mapala UI yang sigap memberikan bantuan dalam penanganan musibah kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100.
Tim Mapala UI bersama dengan Tim Marinir menjadi tim pertama yang menemukan lokasi jatuh pesawat Sukhoi Superjet 100, yaitu pada Jumat (18/5) pagi. Kemudian, di bawah koordinasi Basarnas, Tim Mapala UI bersama Tim Marinir, Kopassus, Kostrad, Brimob Polri, Tim SAR, Tagana, Federasi Panjat Tebing Indonesia, dan tim lainnya melanjutkan pencarian sampai pencarian dinyatakan dihentikan.
Dalam pemberian penghargaan tersebut Gumilar menyatakan, “Penghargaan ini bukan klaim bahwa mahasiswa UI berjasa. Namun kami bangga karena mereka tanpa disuruh, merasa peka dan langsung terjun (ke lapangan). Melalui penghargaan ini kami ingin beri dorongan dan tantangan untuk selalu melakukan hal yang positif.”
Gumilar juga memaparkan, piagam ini memang merupakan simbol apresiasi UI kepada Mapala UI, namun pengalaman yang didapat serta rasa kepedulian terhadap alam, lingkungan, dan sesama adalah piagam yang paling berharga yang dapat dibawa pulang.
Untuk membantu penanganan musibah kecelakaan pesawat Sukhoi, Mapala UI mengirimkan 15 orang yang membantu secara bergantian. Tim Mapala UI dipimpin oleh Muhammad Ismatullah (FISIP UI 2007). Adapun anggota Mapala UI yang pertama kali menemukan lokasi jatuh pesawat Sukhoi adalah yang tergabung dalam Tim Advance yang diketuai Ade Wahyudi (alumni FMIPA) dan beranggota Ridwan Hakim (FMIPA UI 2010), Kurniadi (FMIPA UI 2010) dan Komarun (Vokasi UI 2010).
Selain membantu penanganan musibah kecelakaan pesawat Sukhoi, Mapala UI juga berencana untuk mengadakan ‘operasi bersih’, yaitu gerakan untuk memulihkan keadaan alam Gunung Salak yang rusak akibat kecelakaan pesawat Sukhoi.
Fariska, salah satu anggota Mapala UI, menjelaskan, “Ketika orang-orang naik gunung (untuk melakukan penanganan musibah), banyak sekali bangkai pesawat, banyak sampah, dan juga makam yang ada di gunung rusak. Kita berpikir bagaimana caranya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan musibah ini.”
Selain Mapala UI, Gumilar juga mengapresiasi warga UI lain yang juga memberikan kontribusi dalam penanganan musibah kecelakaan pesawat Sukhoi, antara lain para dosen dan peneliti yang merupakan bagian dari Tim DVI (Disaster Victim Identification).
Acara ini turut dihadiri oleh segenap jajaran sivitas akademika UI, antara lain segenap anggota Senat Akademik dan Majelis Wali Amanat (MWA) UI, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. Ir. Muhammad Anis. M. Met, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Kerjasama Industri Sunardji, SE, MM, Sekretaris Universitas Prof. Dr. I. Ketut Surajaya, M.A, dan Direktur Hubungan Alumni Drs. Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc. (YV)
- Login to post comments