Promosi Doktor Irawan Mangunatmadja

Epilepsi merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak. Angka kejadian epilepsi pada tahun pertama kehidupan adalah 120 kasus per 100.000 penduduk. Sedangkan pada rentang 1-3 tahun menurun menjadi 40-60 kasus per 100.000 penduduk . Sebagian besar epilepsi pada anak adalah epilepsi fokal, yang mencakup sekitar 60% dari seluruh sindrom epilepsi pada anak.
Diagnosis klinis epilepsi ditegakkan bila anak mengalami kejang 2 kali atau lebih dengan interval lebih dari 24 jam tanpa penyebab yang jelas. Setelah diagnosis ditegakkan, dua hal yang sering dipertanyakan oleh orang tua adalah bagaimana pengobatan selanjutnya dan bagaimana prognosisnya di kemudian hari. Hal tersebut bisa terjawab dengan melihat faktor prognosis yang telah diteliti, tipe kejang, status perkembangan, status neurologis, gambaran elektroensefalografi (EEG), dan gambaran pencitraan Magnetic Resonance Imaging (MRI) kepala.
Dalam tata laksana pasien anak dengan epilepsi fokal, pilihan Obat Anti Epilepsi (OAE) adalah karbamazepin, asam valproat, fenitoin, dan fenobarbital. Klasifikasi International League Against Epilepsy (ILAE) telah membagi epilepsi menjadi idiopatik, simtomatik, ataupun kriptogenik yang bertujuan menentukan prognosis pasien, namun klasifikasi tersebut pada anak belum memberikan hasil yang memuaskan.
Epilepsi fokal yang berawitan pada masa bayi diduga semuanya bersifat simtomatik atau kriptogenik dan memiliki prognosis yang buruk. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa operasi pada anak kurang dari 3 tahun dengan epilepsi fokal simtomatik memberi luaran kejang yang cukup baik, walaupun luaran klinisnya sangat bervariasi.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka diperlukan penelitian untuk mengetahui faktor risiko awal (statis) dan variabel evolusi (dinamis) yang berperan dalam prediksi luaran klinis (status neurodevelopmental, terkontrolnya kejang dan terjadinya epilepsi intraktabel) pasien epilepsi fokal berusia kurang dari 3 tahun.
dr. Irawan Mangunatmadja, SpA(K) kemudian melakukan penelitian tersebut dengan melibatkan 71 pasien epilepsi fokal yang berusia kurang dari 3 tahun. Selama periode Maret 2009-Maret 2012 penelitian dilakukan di Poliklinik Rawat Jalan Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.
Hasil akhir penelitian kemudian dipresentasikan oleh Irawan pada sidang disertasi doktoralnya yang dipimpin oleh Prof. Dr.dr. Sarwono Waspadji, SpPD-KEMD di Ruang Senat Akademik Fakultas, FKUI - Jakarta, pada Rabu (18/7). Disertasi berjudul “Prediksi Luaran Klinis Pasien Epilepsi Fokal Berusia Kurang dari 3 Tahun: Peran Evolusi Klinis dan Elektroensefalografi serta Magnetic Resonance Imaging” ini berhasil mengantarkan Irawan meraih gelar doktornya. Penyusunan disertasi dilakukan dibawah bimbingan promotor Prof. dr. Sofyan Ismael, SpA(K) dan ko promotor Prof. Dr. dr. Sudigdo Sastroasmoro, SpA(K) dan Prof. Alexander Cornelis van Huffelen, MD, PhD (Professor of Clinical Neurophysiology University Medical Center Utrecht the Netherlands). Bertindak selaku tim penguji adalah Prof.Dr. dr. Soehartati Gondhowiardjo, SpRad(K), Onk. Rad ; Prof.dr. Frans Suyatna, PhD, SpFK ; dr. Nurhadi Ibrahim, PhD ; dan penguji tamu dari FK Universitas Airlangga – Surabaya, Prof. dr. Darto Saharso, SpA(K). (Mel/Die)