Ronny Gani, Alumnus Arsitektur UI yang Sukses Jadi Animator Film Holywood
Pernah menonton film 3D Avengers dan Pacific Rim? Kedua film ini cukup sukses membetot perhatian publik tanah air dengan kekuatan efek visualnya. Ternyata, di balik film-film ini ada sentuhan seorang animator Indonesia alumnus Universitas Indonesia (UI). Dia adalah Ronny Gani, salah seorang animator yang bekerja di Industrial Light & Magic Singapore, sebuah anak perusahaan Lucas Film. Sebagai animator, pekerjaan Ronny adalah membuat karakter digital yang ada bergerak sesuai dengan gambaran yang diinginkan dari sang sutradara.
Profesinya saat ini dapat dibilang tidak sesuai dengan jurusan yang ia ambil ketika berkuliah di UI, yakni Teknik Arsitektur. Mengenai hal ini, Ronny punya cerita menarik. “Pada saat semester akhir kuliah saya di Arsitektur UI, saya menyadari bahwa potensi dan talenta saya memang bukan di bidang arsitektur, dan saya kembali ingin menghidupkan passion saya terhadap art,” tuturnya. Berawal dari kesadaran inilah Ronny mencari media untuk menghidupkan keinginannya tersebut.
Ronny mengaku, dirinya mendapatkan kesempatan untuk mengenal dan menjadi tertarik terhadap software 3D saat mengerjakan tugas-tugas kuliah software tersebut. Berawal dari perkenalan dengan software 3D inilah Ronny mengumpulkan dan mempelajari secara otodidak segala macam materi yang berhubungan dengan animasi komputer, mulai dari artikel dan video di internet, buku-buku referensi, CD tutorial, seminar, serta segala macam materi lain.
Setelah menemukan minatnya, Ronny akhirnya membuat demo reel untuk portofolionya demi mencari kerja di bidang animasi. Namun menemukan minat hanyalah awalan dari sebuah perjuangan. Ronny kemudian mencari tempat di mana ia bisa bekerja sesuai dengan minatnya tersebut. Perjuangan Ronny pun membuahkan hasil. Ia diterima bekerja sebagai animator di Infinite Frameworks (IFW) di Batam setelah lulus kuliah. Proyek pertamanya saat itu adalah proyek layar lebar "Sing to the Dawn" yang dipasarkan di Indonesia dengan judul “Meraih Mimpi”. Ronny bekerja di perusahaan ini selama satu tahun.
Setelah mendapat pengalaman kerja di Batam, akhirnya Ronny memutuskan untuk mencari pekerjaan di Singapura sebagai batu loncatan. Proses pencarian kerjanya pun juga sangat mudah dan semuanya dilakukan secara online di Internet, sampai akhirnya diterima dan bekerja. Awalnya ia bekerja di perusahaan lokal Singapura yakni Sparky Animation. Sparky Animation adalah sebuah perusahaan animasi yang mengerjakan proyek-proyek skala kecil, seperti serial TV dan film DVD. Setelah enam bulan bekerja di sana, Ronny kemudian mendapatkan pekerjaan di Lucas Film Animation di Singapura selama kurang lebih empat tahun. Di Lucas Film inilah ia terlibat dalam pembuatan serial TV Star Wars: The Clone Wars untuk musim tayang ke-2, 3, dan 4 serta mengerjakan proyek film Pacific Rim dan juga Avengers.
Banyak tantangan yang dihadapi Ronny dalam perjuangannya untuk meraih posisinya sekarang ini. Mulai dari tingkat persaingan yang tinggi di tempat ia bekerja, sampai masalah pengetahuan tentang animasi itu sendiri. Ronny pun berpendapat bahwa kurang terfasilitasinya pendidikan tentang animasi sendiri di Indonesia mengakibatkan proses pembelajaran yang ia lakukan menjadi agak lambat. Namun, tekad Ronny tidak pernah menyerah sampai ia meraih posisinya sekarang ini. “Nothing that is really big, that would be able to stop me from getting what I want to reach,” ujar Ronny.
Hal tersebut membuat Ronny ingin mendirikan sekolah animasi berbasis online. “Supaya anak-anak muda yang mau belajar tentang animasi karakter punya akses kepada knowledge-nya, terlepas dari lokasi di mana mereka berada,” kata Ronny sambil menutup wawancara. (WND)
- Login to post comments