Dunia Firdaus Ali, Dunia Air

  • strict warning: Declaration of T3Params::set() should be compatible with JObject::set($property, $value = NULL) in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/core/params.php on line 0.
  • strict warning: Non-static method T3Cache::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 4.
  • strict warning: Non-static method T3Profile::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 6.
  • strict warning: Non-static method T3Xml::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 7.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 27.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 28.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 29.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 30.
  • strict warning: Non-static method T3Cache::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 4.
  • strict warning: Non-static method T3Profile::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 6.
  • strict warning: Non-static method T3Xml::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 7.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 27.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 28.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 29.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 30.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 38.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 38.
  • strict warning: Non-static method T3Path::getPaths() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 48.
  • strict warning: Non-static method T3Profile::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/joomlart.engine on line 226.
  • strict warning: Non-static method T3Path::getNodeTpl() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/joomlart.engine on line 255.
  • strict warning: Non-static method T3Path::getPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/core/path.php on line 206.
  • strict warning: Non-static method T3Cache::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/core/path.php on line 83.

Mempelajari ilmu air dan seluk beluknya sejak bangku sarjana hingga doktoral, dunia Firdaus Ali, M.Sc., Ph.D. tidak jauh-jauh dari air. Pria kelahiran Pasir Pangiraian, Riau, 21 April 1962 tersebut mempunyai banyak ide tentang bagaimana mendayagunakan sumber daya air di muka bumi.

Firdaus yang menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat ini adalah staf pengajar dan peneliti di Program Studi Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipik, Fakultas Teknik UI. Ia aktif di berbagai organisasi air, seperti Indonesia Water Partnership dan Jakarta Water Resources Council. Firdaus saat ini juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) juga pendiri dan Pimpinan Indonesia Water Institute (IWI).

Sekembalinya dari Amerika Serikat, ia dihadapkan pada masalah-masalah terkait air di negaranya sendiri. Tidak hanya secara nasional, masalah air saat ini juga merupakan isu global. Persoalan air, kata dia, adalah masalah yang krusial yang menentukan peradaban manusia di masa depan.

Ia mengungkapkan tiga persoalan besar yang akan dihadapi dunia, yaitu water security, food security, dan energy security. Dari ketiga persoalan tersebut, water security merupakan hal yang paling penting karena air tidak dapat digantikan dengan apapun. “Air itu bagian dari kehidupan kita. Suatu kawasan bisa tumbuh karena ada air,” ujar Firdaus.

Permasalahan air antara lain disebabkan oleh semakin besarnya beban populasi bumi. Firdaus menyebutkan, pada tanggal 1 masehi penduduk bumi masih berjumlah 100 ribu manusia yang kemudian melonjak mencapai 3,9 milyar pada tahun 1970. Kemudian, hanya berselang 40 tahun penduduk bumi jumlahnya bertambah signifikan hingga mencapai 7 milyar pada 2010. “Pada tahun 2025 akan mencapai 8,3 milyar dan 9,6 milyar pada tahun 2050,” lanjutnya.

Dua pertiga bagian bumi terdiri dari air laut. Jika ditotal, jumlah air di muka bumi mencapai 1,4 milyar km3. Sebanyak 97,6% dari total tersebut, kata Firdaus, tidak dapat diakses langsung karena berupa air di laut. Sisanya sebanyak 2,4% pun tidak semuanya dapat digunakan karena 87% merupakan balok es yang terdapat di kutub utara dan kutub selatan. Jika dihitung totalnya, hanya 0,009% dari 1,4 milyar km3 yang dapat langsung digunakan manusia. Itu pun akan berkurang lagi karena sebagian air telah tercemar dan terkontaminasi. Seperti halnya 13 sungai yang ada di Jakarta, tidak ada satu pun dari sungai tersebut yang airnya dapat dikonsumsi.

Masalah yang dihadapi Jakarta juga pernah dialami Singapura. Singapura bahkan pernah menjadi negara dengan water security terburuk. Akan tetapi, keadaan tersebut berubah 180 derajat pada tahun 2006 saat Singapura dinobatkan sebagai negara dengan water security terbaik di muka bumi.

Masalah water security, menurut Firdaus, dapat diatasi dengan membuat neraca air. Neraca air seperti halnya neraca keuangan, dapat mengambarkan kelebihan dan kekurangan air yang dimiliki. Neraca air membuat pengelolaan sumber daya air yang ada akan lebih terarah. Neraca air membuat kita dapat mengantisipasi bencana, antara lain dengan pengaturan tata ruang dan daerah resapan. Neraca air juga menunjukkan kapan kita harus berhemat air dan bagaimana memanfaatkan kelebihan air dengan baik.

Lebih lanjut Firdaus mengatakan, bertambahnya jumlah populasi meningkatkan kebutuhan akan rumah. Misalnya saja di Pulau Jawa, yang hanya memiliki 4,5% cadangan air nasional, sementara 60 persen penduduk Indonesia bermukim di Pulau Jawa. “Kawasan Jabodetabek saja sudah hampir dihuni 40 juta populasi. Otomatis, semua orang yang lahir butuh rumah,” papar Firdaus.

Untuk membangun rumah, lanjutnya, perlu dilakukan engineering approach. Ia sendiri menerapkan ilmunya saat membangun rumahnya. Di dalam bangunan rumahnya dibuat sistem water loop dengan daerah resapan air, sumber air, dan septic tank. Dengan sistem tersebut, limbah rumah tangga yang dihasilkan akan masuk ke dalam resapan air. “Tak setitik air menetes sia-sia. Air bekas atau limbah yang dihasilkan pun tidak dibuang ke selokan, tetapi dimanfaatkan kembali,” jelas dia lagi.

Selain menerapkan konsep ramah lingkungan untuk kediamannya sendiri, Firdaus Ali beberapa waktu lalu juga mengajukan konsep Multi Purpose Deep Tunnel atau gorong-gorong raksasa kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Idenya tersebut disambut baik dan telah dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Gorong-gorong tersebut rencananya akan dibangun sepanjang 26 kilometer dari Balaikambang-Pasar Minggu-MT Haryono-Manggarai-Tanah Abang-Roxy Mas hingga Pluit. Gorong-gorong digagas dengan beberapa fungsi, yaitu jalan tol, saluran limbah, saluran pipa untuk kabel listrik dan selat optik, serta sebagai pengendali banjir. Ide pemikiran Firdaus tersebut merupakan rancangan infrastruktur terpadu multi fungsi pertama di dunia yang saat ini sedang menunggu proses akhir paten internasional. (KHN)

You are here