Dosen Matematika UI Antar Siswa Indonesia Menangi Olimpiade Matematika Internasional
Tahun ini, putra-putri Indonesia kembali mampu mengukir prestasi dengan menjadi unggul dalam International Mathematical Olympiad (IMO) yang berlangsung di Kota Santa Marta, Kolombia bulan Juli lalu. Indonesia tahun ini mengikutsertakan enam peserta hasil seleksi dari Olimpiade Sains Nasional (OSN).
Seleksi untuk mendapatkan peserta IMO dilakukan kurang lebih selama setahun dari tingkat kabupaten/kota hingga nasional. Keenam pemenang olimpiade tersebut, yaitu Stephen Sanjaya dari SMAK 1 BPK Penabur Jakarta (peraih emas), Fransisca Susan dari SMAK 1 BPK Penabur Jakarta (peraih perak), Bivan Alzacky Harmanto dari SMA Labschool Rawamangun (peraih perunggu), Kevin Christian Wibisono dari SMAK IPEKA Puri Indah Jakarta (peraih perunggu), Gede Bagus Bayu Pentium dari SMA Semesta Semarang (peraih perunggu), dan Reza Wahyu Kumara dari SMAN Sragen BBS (peraih perunggu).
Prestasi ini membanggakan karena setelah 25 tahun mengikuti IMO, di tahun ini akhirnya Indonesia mampu menyabet emas. Keberhasilan tersebut salah satunya berkat kerja keras para pembina dari tim dosen matematika Universitas Indonesia (UI) yang terdiri dari Dr. al Haji Akbar Bachtiar, Dr. Yudi Satria, dan Rahmi Rusin, M.Sc.
Tim dosen UI dalam olimpiade tersebut juga tak bekerja sendiri. Ada juga tim dosen lainnya antara lain dari ITB, UGM, UNM, dan UPI. Seluruh pembina berjumlah sepuluh orang yang semuanya bertugas membina keenam peserta. Dr. Yudi Satria sebagai salah satu pembina mengungkapkan kebanggaanya terhadap siswa binaannya yang mampu berprestasi di ajang internasional. “Kemampuan anak-anak Indonesia tidak kalah di bidang matematika sains,” ujar Dr. Yudi.
Dalam olimpiade yang diikuti lebih dari 100 negara di dunia tersebut, peserta diminta menyelesaikan enam soal dalam dua hari. Setiap hari peserta mendapat tugas menyelesaikan tiga buah soal dalam waktu 4,5 jam. Soal yang dilombakan terkait dengan empat hal, yaitu aljabar, geometri, teori bilangan, dan kombinatorik. Dr. Yudi mengakui bahwa soal-soal matematika tersebut tergolong sangat sulit. “Tingkat kesulitan soalnya setara untuk mahasiswa S2,” kata dia. (KHN)
- Login to post comments