Promosi Doktor Marzella Mega Lestari
Rabu, (27/09) bertempat di Aula Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Marzella Mega Lestari meraih gelar doktor Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi, FKG UI. Marzella berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul, “Pengaruh Alendronat pada Tulang Osteoporotik, Osteointegrasi Implan Gigi dan Penyembuhan Pasca Pencabutan (Studi Eksperimental pada Tikus Sprague Dawley)” di hadapan para penguji. Marzella merupakan lulusan doktor ke-11 FKG UI tahun 2012 ini dan lulusan doktor ke-67 FKG UI. Ia berhasil lulus dengan IPK 3,8 dengan yudisium sangat memuaskan.
Dalam sidang terbuka tersebut, hadir sebagai ketua sidang yaitu Dekan FKG UI Prof. drg. Bambang Irawan, Ph.D. Bertindak sebagai promotor Staf Pengajar Departemen Biologi Oral FKG UI drg. Dewi Fatma Suniarti M.S., Ph.D. dan kopromotor Guru Besar Tetap Departemen Ilmu Penyakit Dalam IPB Prof. Dondin Sajuthi, drh., Ph.D. Bertindak sebagai ketua penguji, yaitu Prof. Iwan Tofani, drg, Sp.B.M., Ph.D. dengan anggota-anggota penguji Prof. Sunardhi Widyaputra, drg., M.S., Ph.D., Adang Bachtiar, dr., M.P.H., D.Sc., Dr. Didi Nugroho Santoso, drg., M.S., Rosalina Tjandrawinata, drg., M.S., Ph.D.
Dalam disertasinya, staf pengajar di FKG Universitas Trisakti ini, menganalisis efek alendronat pada tulang osteoporotik, osteointegrasi implant gigi dan penyembuhan luka loket pascapencabutan. Penelitian tersebut merupakan penelitian eksperimental pada hewan coba tikus Sprague Dawley yang diovariektomi secara bilateral. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa pada tikus tanpa alendronat, proses osteoporotik terjadi, penyembuhan luka lambat, osteointegrasi implant buruk dan jumlah osteoklas meningkat. Penggunaan alendronat 10mg memberikan penyembuhan luka soket ekstraksi yang paling baik dan tidak memberikan efek pada tulang dibanding dosis lain. Alendronat 35 mg menunjukkan osteointegrasi implant paling baik dan adanya tulang nekrosis serta penyembuhan luka yang lambat pada tikus dengan alendronat 70 mg, menunjukkan dosis ini tidak direkomendasikan. Pada dosis ini, trauma pada tulang dapat memicu terjadinya osteonekrosis. (KHN)
- Login to post comments