Kebutuhan bijih besi di dunia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Situasi kenaikan kebutuhan jumlah bijih besi berimbas pada pencarian serta penambangan bijih besi di Indonesia. Teknologi pengolahan bijih besi telah banyak dibuat, salah satunya adalah pengolahan bijih besi menjadi pig iron nugget, yakni lempengan bijih besi yang telah dimurnikan sebelum diolah kembali menjadi berbagai produk.

Pengolahan bijih besi dengan teknik tersebut sangat relevan digunakan untuk mengolah bijih besi Indonesia yang didominasi oleh bijih besi laterit yang memiliki campuran logam lain dalam kadar yang tinggi. Penelitian ini mencoba memberikan alternatif proses pengolahan bahan baku bijih laterit dalam negeri yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Hal tersebut disampaikan oleh Adji Kawigraha saat mempertahankan disertasinya yang berjudul “Proses Reduksi Langsung Pelet Komposit Berbahan Baku Bijih Besi Lateritik untuk Pembuatan Pig Iron Nugget” dalam sidang promosi doktor yang dilaksanakan pada Rabu (04/09) di Ruang Chevron, Gedung Dekanat FT UI. Dewan penguji terdiri dari Prof. Dr.-Ing. Bambang Suharno (Ketua Sidang) Prof. Dr. Ir. Johny Wahyuadi Soedarsono, D.E.A. (Promotor), Dr. Ir. Sri Harjanto dan Prof. Dr. Ir. Pramusanto (Kopromotor), serta Prof. Dr. Ir. Sutopo, M.Sc., Dr. Ir. Rudi Subagja, dan Dr. Sungging Pintowantoro, M.T.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengolah bijih laterit menjadi pig iron tanpa benefisiasi atau pemurnian, mempelajari pengaruh jumlah geothit terhadap proses reduksi, dan mempelajari pengaruh reaksi bijih besi laterit dengan batubara. Aspek kebaruan dalam penelitian ini adalah penggunaan bijih besi laterit Indonesia sebagai bahan baku pembuatan pig iron tanpa benefisiasi. Bijih besi tersebut hanya dikecilkan ukurannya kemudian dibuat pelet dengan campuran batubara serta perekat bentonit. Kalsium karbonat digunakan sebagi bahan tambahan. Pelet kemudian direduksi dan dikarburisasi pada temperatur 1.400 ºC. (Humas FT)