UI to PIMNAS ke-XXVI
Universitas Indonesia (UI) di tahun 2013 ini kembali mengirimkan delegasi-delegasinya ke Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIMNAS) ke-XXVI yang diselenggarakan di Universitas Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 9-13 September 2013. Tahun ini UI mengirimkan sembilan tim untuk berangkat ke Mataram yang terdiri dari 39 kontingen. Bila tahun lalu UI hanya mengirimkan 5 tim untuk satu kategori, tahun ini selain jumlah tim yang bertambah, jumlah kategori yang diikuti juga meningkat. Dari 7 kategori PKM yang dilombakan, UI mengikuti 3 kategori, yakni PKM Karya Cipta (PKM-KC), PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT), PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-GT). Di tahun 2013 ini UI juga termasuk salah satu 10 besar perguruan tinggi terbanyak yang memasukkan karya ke PIMNAS 2013. Berikut nama-nama kontingen yang diberangkatkan serta kategori-kategori lomba PKM yang diikuti:
PKM Karya Cipta (PKM-KC)
Inti dari PKM jenis ini adalah pada penciptaan. Penciptaan yang bersumber dari pemikiran kreatif mahasiswa yang dapat berupa model, sistem, desain, atau prototipe. Tim yang diikutsertakan dalam kategori ini:
Tim dari Fakultas Ilmu Komputer:
- Nanda Firdaus
- Denny Haryadi
- Taufik Fadjar
- Andros
- Juan Karsten
Tim dari Fakultas Teknik:
- Tommy Novianto
- Ali Sungkar
- Elang Pradana
- Khaerunisa Sabitha
Tim dari Fakultas Teknik:
- Saripudin
- Yulian Mahendra
- Valentina Galuh
- Firman Ikhsan
Tim campuran:
- Wegit Triantoro (FT)
- Muhammad Haekal Dwinanda (FT)
- Dinia Putri (FIB)
- Riana Harumi Putri (FKM)
PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT)
Berbeda dari PKM jenis lainnya, PKM-GT murni berupa gagasan tertulis. Ia dituangkan dalam bentuk artikel yang berisikan ide tentang solusi cerdas dan realistis dari persoalan serta isu-isu hangat dalam masyarakat. Jadi, PKM-GT ini adalah PKM yang tidak melalui tahap realisasi, karena memang berada pada tataran ide.
Tim dari Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat (FKM)
- Ariyani Novita S
- Dwi Rizki Purnamasari
- Fuzna Alfiani
- Lulu Octaviani
- Iftita R.I.
Tim campuran:
- Pyan Amin (FE)
- Gisty Ajeng Septami (FE)
- Ayu Fatmawati (FT)
- Aditya Zulfahmi (Fasilkom)
- Zephania Novia (FISIP)
Tim campuran:
- Gusva Havita (FH)
- Kartika Arum (FE)
- Silvia Ranny Wafiroh (F. Psiko)
PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-M)
PKM ini berfokus pada program yang membantu masyarakat, salah satunya dalam meningkatkan modal sosial mereka seperti memberantas buta huruf, meningkatkan keterampilan kerja, memperkuat sistem kelembagaan masyarakat, teknologi yang membantu peningkatan mutu hidup, dan lain sebagainya. Intinya, mahasiswaharus bekerja sama dengan masyarakat dalam program ini.
Tim dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB)
- Rizky Ramadhani
- Mila Irmawati
- Isna Maratu Rodiyah
- Ardesita Yuli K
- Umi Habibatul M
Tim campuran:
- Barlian Juliantoro (FIB)
- Chalida Zia Firda (FKM)
- Dimas Agung Saputra (Fasilkom)
- Jimny Hilda Fauzia (F. Psikologi)
- Muhammad Hanif (FISIP)
Tim terakhir ini mempunyai kisah menarik mengenai proyek PKM-M yang mereka buat, yakni Rumah Kembang. Rumah Kembang mengambil lokasi binaan di daerah kumuh Bantar Gebang yang terkenal sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Di sana terdapat sekitar 6.000 orang yang rata-rata masih hidup di bawah garis kemiskinan dan sehari-harinya bekerja sebagai pemulung. Sebagian besar pemulung di Bantar Gebang adalah anak-anak.
Barlian Juantoro, salah satu kontingen peserta PKM-M Rumah Kembang ini bercerita, “Ketika kami mengikuti kegiatan Pesantren Ramadhan, pada saat sesi mentoring anak-anak itu menjawab bahwa cita-cita mereka adalah mengikuti pekerjaan orang tuanya, yaitu menjadi pemulung, paling jauh adalah menjadi bos sampah di lingkungannya,” tuturnya. “Dari situ kami sadar bahwa kondisi ini akan terus berlanjut dan menjadi masalah sistemik bila terus dibiarkan, maka menurut kami perlu ada pemicu agar mereka dapat keluar dari sistem tersebut,“ tambahnya.
Dari hasil interaksi di Pesantren Ramadhan tersebut, tim Barlian menyimpulkan masalah utama mereka adalah mayoritas mereka tidak memiliki visi hidup yg jelas. “Padahal mereka bisa membuat karya-karya tangan yang cukup bagus, walaupun tidak jauh-jauh dari kehidupan pemulung seperti pembuatan beko (alat berat pengeruk tanah) dan truk sampah,” tuturnya.
Dari kenyataan-kenyataan ini lah, program Rumah Kembang ini disusun untuk mengarahkan anak-anak di daerah Bantar Gebang untuk bisa menjadi para leader dan entrepreneur. Kegiatan utama dari program Rumah Kembang ini adalah membimbing anak-anak dan keluarga di daerah Bantar Gebang untuk dapat berkarya dengan bahan baku sampah. “Tapi tujuan utama dari program ini adalah perubahan pola pikir,” tutupnya. (WND)
- Login to post comments