Ada Apa Dengan Kondisi Rusa di UI Saat Ini?

  • strict warning: Declaration of T3Params::set() should be compatible with JObject::set($property, $value = NULL) in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/core/params.php on line 0.
  • strict warning: Non-static method T3Cache::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 4.
  • strict warning: Non-static method T3Profile::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 6.
  • strict warning: Non-static method T3Xml::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 7.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 27.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 28.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 29.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 30.
  • strict warning: Non-static method T3Cache::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 4.
  • strict warning: Non-static method T3Profile::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 6.
  • strict warning: Non-static method T3Xml::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 7.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 27.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 28.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 29.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 30.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 38.
  • strict warning: Non-static method T3Path::addPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 38.
  • strict warning: Non-static method T3Path::getPaths() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/libraries/t3.php on line 48.
  • strict warning: Non-static method T3Profile::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/joomlart.engine on line 226.
  • strict warning: Non-static method T3Path::getNodeTpl() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/joomlart.engine on line 255.
  • strict warning: Non-static method T3Path::getPath() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/core/path.php on line 206.
  • strict warning: Non-static method T3Cache::getInstance() should not be called statically in /home/humas.ui.ac.id/public_html/sites/all/themes/engines/joomlart/core/path.php on line 83.

Keberadaan rusa di sekitar hutan dan jalan setapak dekat lapangan futsal di depan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Depok beberapa waktu terakhir ini menjadi sorotan publik karena kondisi fisik rusa yang dianggap terlalu kurus, tidak terawat, dan kotor. Selain itu ternyata ada beberapa rusa yang kabur dari kandang karena adanya pencurian besi-besi kandang sebanyak dua kali sehingga jumlah rusa di UI yang tadinya sempat mencapai jumlah sekitar 30 rusa menciut menjadi hanya berjumlah 16 rusa saat ini. Ada pula kejadian kematian salah satu rusa akibat sampah plastik yang ditemukan di perutnya. Untuk menjelaskan kondisi-kondisi tersebut, mari kita lihat latar belakang keberadaan rusa-rusa ini di UI dan juga pandangan dari berbagai pihak yang terlibat dalam kepengurusan rusa ini.

Keberadaan rusa-rusa di UI dimulai pada tahun 2007 ketika Rektor saat itu, Prof. Dr. der Soz. GumilarRusliwa Somantri, ingin membuat sebuah penangkaran rusa di UI. Pengelolaan rusa-rusa ini rencananya akan berada dibawah unit Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK) UI.Menurut Ismail Sumawijaya dari PLK, awalnya adanya rusa ini dimaksudkan sebagai bagian dari upaya konservasi hewan dan sebagai wahana penelitian satwa bagi mahasiswa. “Tujuan ini sudah tercapai karena selama ini memang sudah ada beberapa mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu yang menjadikan rusa-rusa ini sebagai bahan penelitian mereka, baik sebagai bahan tesis ataupun penelitian kelompok,” ujar Ismail.

Rusa yang ada di UI sendiri adalah jenis rusa timor (Cervus timorensis) yang merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia dan tersebar mulai dari Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Kepulauan Nusa Tenggara Timur. Walaupun merupakan hewan yang dilindungi, menurut UU No. 5 tahun 1990 dan PP No. 8 tahun 1999, rusa timor dapat ditangkarkan sebagai upaya pemanfaatan berkelanjutan.

Rusa jenis ini, menurut drh. Syafri Edwar seorang dokter hewan dari Kebun Raya Ragunan, mempunyai sifat yang menarik, yaitu cenderung merusak. Jenis rusa ini bila memakan rumput, maka rumput tersebut akan tercerabut sampai ke akar-akarnya sehingga lingkungan di mana rusa-rusa ini berkumpul, rumput-rumput akan sulit tumbuh. “Selain itu, mereka juga suka membuat tanda di pohon-pohon atau benda-benda di sekitar mereka sehingga pohon-pohon yang ada di sekitar kerumunan rusa ini cenderung akan cepat rubuh dan rusak,” paparnya.

Dalam merawat rusa-rusa tersebut, PLK ternyata tidak sendiri. UI mengontrak pihak ketiga melalui mekanisme lelang sebagai penyedia jasa tenaga kebersihan dan perawatan di UI yang mencakup perawatan kebersihan danau, jalan, rumput, dan sampah-sampah di UI. “Perawatan rusa adalah salah satu komponen kontrak yang kami bebankan kepada kontraktor tersebut,” ujarnya.

Menurut Ismail, dalam kontrak tersebut UI hanya bertindak sebagai pembina dan pengawas saja karena pemberian pakan, perawatan, serta kebersihan kandang rusa dan rusanya sendiri sudah menjadi kewajiban dari pihak kontraktor. “Kami memantau melalui mekanisme log book yang kami minta setiap akhir bulan. Di situ ada laporan terperinci mengenai kondisi kebersihan dan perawatan UI secara keseluruhan,” ungkapnya.

PLK sendiri merasa sudah menjalankan fungsi pembinaan dengan melakukan pelatihan-pelatihan bagi penjaga-penjaga kandang rusa agar tahu standar prosedur penangkaran rusa yang baik. Pelatihan ini bekerja sama dengan Perhutani dan terakhir dilakukan di Ciriug. “Kalau faktor keamanan memang sudah menjadi tanggung jawab kami, seperti kemarin ada pencurian besi kandang dan pencurian pompa air, kami sudah menangkap salah satu pelaku. Juga untuk rusa-rusa yang kabur, kami sudah mencari dan sudah menemukannya. Pompa dan kandang pun telah kami atasi. Kami sudah melakukan apa yang menjadi bagian kami,” Ismail menambahkan.

Andi selaku pihak perwakilan kontraktorsendiri mengatakan bahwa pihak mereka sudah menjalankan apa yang menjadi kewajiban mereka dengan sebaik-baiknya. Ia mengaku, pihak kontraktor memberikan makan setiap hari sebanyak 3 kali, yaitu pagi, siang, dan sore sesuai prosedur. Pakan yang disediakan terdiri dari rumput-rumput tua, ampas tahu, ubi-ubian dan dedak. Para rusa pun disediakan obat cacing.

“Kalaupun kami sempat kekurangan pasokan air untuk memberi minum dan memandikan rusa-rusa tersebut, itu adalah karena kasus pencurian pompa yang sudah terjadi berkali-kali. Itupun sudah kami ganti sendiri tanpa melibatkan pihak UI karena kami memang mempunyai itikad baik agar rusa-rusa ini kebutuhannya tercukupi,” ujar Andi.

Kalaupun badan-badan rusa ini terlihat kurus, hal tersebut menurut Andi lebih karena persaingan perebutan makanan di antara rusa-rusa itu sendiri dan pada umumnya memang rusa-rusa yang berada dalam penangkaran akan cenderung kurus dibandingkan dengan rusa di alam liar. “Kami sendiri rutin memeriksakan kesehatan rusa-rusa ini dan hasil pemeriksaan mengatakan mereka sehat. Kurus memang, tetapi sehat. Sama saja kan dengan manusia? Ada yang kurus ada yang gemuk, tapi masalah sehat tidak sehat kan hanya bisa dilihat ketika diperiksa di dokter atau rumah sakit,” Andi menjelaskan.

drh. Edwar sendiri mengatakan bahwa memang pada umumnya rusa-rusa yang ditangkar di penangkaran manapun akan cenderung lebih kurus karena habitat yang berbeda dengan habitat asli mereka. Ketika drh. Edwar melihat langsung kondisi rusa di dalam kandang UI, ia mengatakan bahwa rusa-rusa di UI sebenarnya masih cenderung dalam kondisi sedang, bukan kurus. “Kondisi berat ideal rusa adalah 60-70 kg. Kalau saya lihat, rusa-rusa ini beratnya mungkin sekitar 60 kg, dalam artian (beratnya) sedang, namun tidak kurus walaupun memang kelihatan cenderung kurus,” paparnya.

Menurunnya, bobot badan rusa menurutnya juga akibat dari adanya sex ratio yang tidak seimbang di antara rusa-rusa di UI. “Idealnya adalah 1 jantan dikelilingi 4 betina. Kalau di sini saya lihat perbandingannya 1:1 dan ini menyebabkan kondisi persaingan makanan yang tidak sehat. Ada kelompok yang lebih banyak menang dalam perebutan makanan dan ada yang selalu kalah,” ujarnya. Untuk luas lahan sendiri menurutnya kandang rusa di UI dengan populasi rusa saat ini sudah cukup ideal untuk rusa-rusa tersebut, “Sudah cukup luas” ujarnya.

Untuk ke depannya, drh. Edwar sendiri menyarankan adanya penambahan pakan pendamping yang tinggi konsentrat protein seperti ampas tahu atau dedak untuk kuda karena memang pakan rusa yang ideal adalah ampas tahu. “Untuk itu berat badan setiap rusa harus ditimbang, pemberian jumlah pakan yang ideal adalah 10% dari berat badan rusa lalu dikali dua sebagai cadangan,” ungkapnya.

Ia juga menyarankan adanya penanaman vegetasi rumput yang ideal yang bisa tahan dengan kebiasaan makan rusa-rusa ini yang memang merusak. “Juga harus ada pohon-pohon pelindung sehingga mereka tidak kepanasan. Pohon-pohon ini dalam masa pertumbuhannya harus dilindungi dengan semacam kerangkeng besi sehingga rusa-rusa ini tidak merusak pertumbuhannya,” tuturnya.

Yang terakhir, drh. Edwar mengatakan bahwa perlu disediakan gorong-gorong tempat rusa-rusa bayi kecil ini bersembunyi sehingga mereka dalam tahap perkembangan tidak berinteraksi dengan pengunjung dan bisa dijadikan tempat berlindung di saat kedinginan. “Biasanya kematian pada bayi rusa terjadi karena berinteraksi dengan manusia, sedangkan bila bayi rusa yang masih kecil disentuh manusia, sang induk tidak akan lagi mau menyusuinya sehingga lambat laun mereka akan mati,” jelasnya.

Mengenai kasus banyaknya sampah dan kotornya kandang, menurut Andi, foto-foto yang diunggah di internet yang menjadi sumber meledaknya isu ini ke publik adalah foto-foto pada hari Minggu. Namun kontraktor tidak menurunkan full team pada hari Minggu dan hanya piket-piket, sedangkan pada hari Minggulah pengunjung kandang rusa membludak. “Ini juga yang melatarbelakangi kasus ditemukannya sampah plastik dalam tubuh salah satu rusa. Ya karena perilaku pengunjung juga,“ ujarnya.

Untuk jangka panjang, pihak PLK sendiri akan melakukan evaluasi terkait keberadaan kandang rusa ini. Ismail mengatakan, “Pilihannya ada dua, yaitu menghibahkan rusa-rusa ini kepada pihak yang lebih berkompeten dalam mengurus mereka atau membuat unit tersendiri yang mengurus masalah rusa. Namun pilihan kedua agaknya sulit dilakukan karena pada dasarnya UI sendiri kan institusi pendidikan, konsentrasinya mestinya bukan di sini.

Selain itu, dalam jangka waktu dekat PLK akan melakukan intervensi dalam hal penyediaan pakan dan tenaga medis untuk memeriksa kesehatan rusa-rusa tersebut. PLK juga bekerja sama dengan tim sukarelawan dari mahasiswa dengan nama gerakan Santa’s Missing Deer, yakni gerakan yang berbasis penelitian dari mahasiswa yang akan membantu PLK dalam meneliti rusa-rusa ini.

Puspita Insan Kamil selaku ketua gerakan ini mengatakan bahwa mereka akan melakukan pemetaan kualitas kandang, pemetaan vegetasi, dan observasi pemberian pakan dari vendor terhadap rusa-rusa ini. “Kami juga nanti akan membantu PLK mencabut semak-semak yang sekarang menjadi vegetasi utama di kandang rusa UI, karena ternyata menurut hasil penelitian kami semak-semak tersebut merupakan vegetasi yang beracun bagi rusa,” paparnya. Gerakan Santa’s Missing Deer juga sedang mengembangkan laman rusaui.com agar gerakan ini dapat lebih tersosialisasi.

Andi, sebagai pihak kontraktor sendiri mengatakan bahwa guide book perawatan rusa baru diberikan kepada mereka pada Selasa (17/09) setelah selama ini sudah diminta. “Jadi dalam waktu dekat ini yang akan kami lakukan adalah menambah pakan pendamping seperti yang disarankan, menjalankan kaidah-kaidah sesuai guide book yang baru kami dapat dari pihak PLK, dan yang terpenting adalah berkoordinasi dengan pihak UI agar kita dapat menjalankan ini secara bersama-sama dan fokus pada solusi, bukan saling menyalahkan,” tutupnya. (WND)

You are here