Mahasiswa UI Hasilkan Plastik dari Kulit Pisang
Siapa yang sangka bahwa kulit pisang yang biasanya terbuang sia-sia kini bisa dimanfaatkan menjadi plastik? Ini tentu bukan inovasi biasa.
Adalah Muhammad Yusuf Maulana, yang menjadi inovator dalam menambah nilai dari zat dalam kulit pisang sebagai bahan pembuat plastik ramah lingkungan. Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI) ini telah menunjukkan ketertarikannya pada kulit pisang sejak duduk di bangku SMA. Dalam sebuah karya tulis, ia pernah melakukan penelitian pada kulit pisang yang dikaitkannya dengan daya listrik. Karya tulis itu kemudian menghantarkannya menjadi Juara II Lomba Siswa Berprestasi di kota kelahirannya, Tasikmalaya.
Berbekal pengetahuan tersebut, ia kemudian mencoba mencari tahu kandungan lain yang terdapat dalam kulit pisang. Yusuf lalu mengetahui zat amilopektin yang terdapat dalam kulit pisang. Hal tersebut dikaitkannya dengan permasalahan lingkungan yang salah satunya adalah masalah plastik. Ia juga mengaku, ide yang muncul tersebut juga terinspirasi dari pembuatan plastik dari singkong yang dilakukan oleh salah satu ilmuwan di Tangerang. Diketahuinya, singkong masih satu family dengan pisang. Plastik dari singkong tersebut saat ini telah dikomersialisasikan.
Bersama Putri Nur Astiwi (Manajemen UI), Akhmad Irhas Robby (Kimia UI), dan Indira Anindita (Teknik Industri UI) yang tergabung dalam BananaPlas Indonesia, pada Agustus lalu Yusuf berhasil unggul dalam ajang Global TiC Award pada kategori Green Technology. Yusuf mengatakan bahwa sebenarnya merea tidak berpikir untuk menang. “Tapi kami tetap optimis dan melakukan yang terbaik saat itu,” ujar Yusuf.
Global TiC Award merupakan ajang bergengsi tingkat internasional. Di ajang ini, berbagai inovasi di bidang wirausaha ditampilkan. Ada empat kategori yang dilombakan dalam ajang ini, yaitu Green Technology, BioTechnology, IT, dan Social Entreprise. Tahun ini, Global TiC berlangsung pada 19-23 Agustus 2013 di National Taipei University of Technology, Taiwan dan diikuti oleh hampir 30 Tim dari berbagai negara, antara lain Amerika Serikat, Rusia, China, Singapura, Malaysia, Mongolia, Inggris, juga Taiwan.
Menurut Yusuf, produk plastik yang dihasilkan dari kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk plastik botol air mineral. Karena bentuk akhirnya adalah gel, kata Yusuf, maka kulit pisang dapat juga dimanfaatkan menjadi styrofoam ramah lingkungan. Saat ini, Yusuf dan timnya masih terus melakukan uji coba untuk mendapatkan formula terbaik untuk dapat menghasilkan sebuah plastik.
Pembuatan plastik dari kulit pisang diawali dengan mengeringkan kulit pisang terlebih dahulu. Setelah kulit pisang menjadi kering dan busuk, kulit pisang kemudian dipotong-potong kecil. Potongan kecil tersebut kemudian diolah dengan sedikit campuran kimia dan didiamkan selama satu hari, kemudian zat amilopektin dari kulit pisang akan keluar.
Dari setiap kali pengolahan, kata Yusuf, akan dihasilkan lebih kurang 20% zat amilopektin. Yusuf dan tim terus berusaha menggodok penelitiannya hingga akhirnya dapat dibuat prototype. “Saat ini belum prototype, prosesnya masih panjang. Sejauh ini kami baru sampai ekstraksi,” ungkapnya.
Perkembangan penelitian kulit pisang tersebut, salah satunya juga menghantarkan Yusuf dan tim mendapat penghargaan The Most Unique Ideas dalam ajang HSBC Young Entrepreneurship Challengetahun 2012. Yusuf saat itu langsung mendapatkan penghargaan dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarief Hasan. Di tahun sebelumnya, BananaPlas juga pernah terpilih menjadi Grand Finalist dalam ajang ASEANpreneurs Idea Canvas. Tim tersebut berhasil menyisihkan lebih dari 300 aplikasi dari berbagai negara di ASEAN. (KHN)
- Login to post comments