Bila bentuk pengabdian masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) biasa dilakukan dengan sebuah program sosial, ada yang berbeda dengan program sosial yang digagas Departemen Sosial Masyarakat BEM Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI) dengan program Desa Energinya. Desa Energi adalah program desa binaan yang diselenggarakan sejak April 2012 dengan mengambil lokasi di Kampung Nyomplong, Desa Curug Bitung, Kabupaten Bogor. Karena berfokus pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) untuk warga desa, program desa binaan ini kemudian dinamai Desa Energi.

PLTMH ialah instalasi pembangkit listrik yang menggunakan energi air. Karena tidak menggunakan bahan bakar fosil sama sekali, PLTMH tidak memakan biaya produksi yang terlalu besar. Inilah salah satu kelebihan PLTMH. Rizki Dwi Saputro (steering committee Desa Energi) mengharapkan listrik yang dihasilkan PLTMH nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat Desa Curug Bitung untuk mendukung kegiatan-kegiatan produktif yang dapat menjadi sumber penghasilan mereka. “Misalnya, listrik PLTMH dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin pengering dan penggiling gabah padi untuk memicu pertumbuhan industri pertanian berskala kecil pada daerah tersebut. Atau, bisa juga listrik PLTMH dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin jahit untuk memicu pertumbuhan industri tekstil berskala rumah tangga,” ujarnya. Visi program ini ialah menciptakan masyarakat yang mandiri dalam hal pemenuhan kebutuhan energi.

Desa Curug Bitung dipilih sebagai lokasi pelaksanaan program karena belum ada instalasi listrik yang mencapai desa tersebut. Hal ini disebabkan jauhnya lokasi Desa Curug Bitung dari sumber listrik PLN. Dalam program desa binaan ini, masyarakat setempat diberikan bekal untuk merawat PLTMH serta mengelola iuran listrik hasil PLTMH. Hasil iuran tersebut nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan perekonomian desa.

Selain program Desa Energi, BEM FT UI juga menyelenggarakan program lain di bidang pendidikan. Letak Desa Curug Bitung yang jauh dari pusat perkembangan daerah membuat ketersediaan fasilitas pendidikan sangat terbatas. Tingkat pendidikan paling tinggi yang ada di Desa Curug Bitung ialah SMP dan MTs. Tidak mengherankan jika mayoritas warganya pun hanya tamat SD atau SMP. “Untuk masalah pendidikan, kami mengadakan program Rumah Kreatif, di mana warga desa dapat meningkatkan wawasannya dengan berbagai buku pelajaran yang kami sediakan di dalam rumah tersebut,” ujar Rizki.

Saat ini, pelaksanaan program Desa Energi telah memasuki tahap kedua, yaitu tahap pendekatan dan sosialisasi. Rizki menjelaskan, “Perjalanan Desa Energi ini sendiri masih panjang karena masih harus melalui tahap perencanaan PLTMH, implementasi, pelatihan, dan terakhir pengembangan desa.” Kesulitan yang selama ini dihadapi terkait dengan dua hal, yaitu masalah perizinan dan dukungan dana. “Kami kesulitan dalam masalah perizinan tanah untuk membangun PLTMH ini karena rumit dan lamanya birokrasi yang ada. Sedangkan masalah kedua adalah pada masalah dana. Kami sempat kesulitan dalam mendapatkan dana dari pihak internal UI sendiri. Namun, masalah ini sudah terpecahkan karena di tahun ini kami mendapatkan sponsor dari Indonesia Power dan Iluni FT UI,” pungkas Rizki. Dengan adanya dukungan dana ini, BEM FT UI berharap tahap-tahap selanjutnya dapat berjalan lebih lancar. (WND)