Media massa dikenal sebagai pembentuk opini publik yang efektif yang mampu masuk ke alam bawah sadar seseorang dan memengaruhi pemikiran orang tersebut. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada penyelenggaraan pemilihan umum yang akan berlangsung kurang dari satu tahun lagi. Inilah yang diungkapkan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Bambang Wibawarta yang berlaku sebagai pembuka sekaligus moderator pada seminar nasional bertajuk “Peran Media Massa dalam Pendidikan Politik”.

Seminar nasional yang diselenggarakan oleh FIB UI bekerja sama dengan Centre of Election of Political Party (CEPP) FISIP UI ini dilaksanakan di Auditorium Gedung I FIB UI pada Kamis (17/10). Sebagai pembicara, hadir Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Thohari, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Agus Riyanto,Wakil Ketua Dewan Pers yang juga wartawan senior Kompas Ninok Leksono, dan Direktur CEPP FISIP UI Chusnul Mar’iyah, Ph.D.

Agus Riyanto yang mewakili kepolisian memaparkan pentingnya media massa yang tetap mampu menjaga suasana yang kondusif dalam penyelenggaraan pemilu. Kebebasan pers menurutnya, harus dibarengi dengan tanggung jawab untuk memberitakan dengan tepat sehingga tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Ia berharap kepada pers, agar dalam memberitakan sesuatu melalui media massa, senantiasa menyajikan fakta-fakta yang utuh, tidak sepotong-sepotong.

Pembicara kedua, Hajriyanto Thohari memaparkan pentingnya demokrasi yang tidak kebablasan. Menurut politisi Partai Golkar ini, kebebasan yang dijamin dalam demokrasi bukanlah suatu tujuan, melainkan hanya alat untuk kemajuan bangsa. Demikian pula kebebasan dalam pers, haruslah dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa. Jangan sampai kebebasan tersebut malah menimbulkan perpecahan.

Pembicara ketiga, Ninok Leksono menjelaskan mengenai peran media yang saat ini sangat vital. Masyarakat sudah termediakan, begitulah istilah yang ia pakai dalam menjelaskan tentang selalu terhubungnya media dengan masyarakat. Dalam mengangkat masalah pemilu, ia harap media jangan hanya mengangkat perselisihan antara partai politik dan kandidat. Media harus lebih mengangkat program-program maupun kepentingan yang dibawa oleh partai politik.

Pembicara terakhir, Chusnul Mar’iyah, Ph.D. yang juga dosen Departemen Ilmu Politik FISIP UI menekankan pentingnya peningkatan kompetensi serta netralitas dari wartawan maupun media massa dalam melakukan pemberitaan. Ia berpendapat demikian, berdasarkan fakta bahwa saat ini media massa juga merupakan aktor politik. Media tidak hanya sekedar menjadi pilar keempat yang berada di luar sistem karena beberapa pemilik media saat ini sudah terjun langsung ke dunia politik. (IRH)