Untuk kedua kalinya, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI) bersama Fakultas Farmasi Universitas Teknologi Mara (UiTM) Malaysia dan Fakultas Farmasi Universitas Josai Jepang menyelenggarakan International Conference on Nutraceutical and Cosmetic Sciences (ICNaCS). Konferensi tersebut berlangsung selama dua hari, yakni pada 23—24 Oktober 2013, di Hotel Atlet Century, Jakarta. ICNaCS tahun ini mengangkat tema "Empowering Natural Sources for Better Health and Beauty".

Menurut Ketua Panitia ICNaCS 2013, Dr. Mahdi Jufri, M.Si., nutrasetikal dan kosmetik termasuk bidang ilmu baru yang berkembang sejak sekitar tahun 2000. Bidang ini menarik karena mengedepankan pemanfaatan bahan dari alam sebagai suplemen makanan dan kecantikan. Bahan dari alam menjadi penting karena bahan sintetis yang ada saat ini tak jarang memiliki efek samping berbahaya. “Sekarang era back to nature karena tubuh lebih cocok dengan yang alami,” ungkap Mahdi.

Konferensi dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Farmasi, Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S., Apt. dan dilanjutkan dengan sambutan dari Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt., Ph.D. Hadir untuk memberikan keynote speech ialah Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional Kosmetik dan Produk Komplemen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Drs. T. Bahdar J. Hamid, Apt., M.Pharm. Ia berbicara tentang “Cosmetic Harmonization in Asean’s Countries”. Menurutnya, ASEAN memiliki potensi besar untuk mengembangkan produk kosmetik berkualitas. Ia juga menyampaikan, para peneliti kosmetik perlu terus mengembangkan formula baru agar dapat menghasilkan kosmetik yang aman dan berkualitas.

Sambutan dari Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met., yang disusul dengan pemukulan gong menandai dibukanya konferensi secara resmi. Dalam sambutannya, Muhammad Anis berharap agar konferensi tersebut dapat menambah wawasan dan memberikan informasi yang benar tentang nutrasetikal kepada perusahaan farmasi, pemerintah, dan masyarakat. Ia pun menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut tentang nutrasetikal, termasuk tentang lisensi suatu produk nutrasetikal serta tingkat keamanan nutrasetikal untuk dikonsumsi.

Konferensi tersebut terdiri atas 13 kuliah pleno, 21 presentasi lisan, dan 33 presentasi lewat poster. Topik yang disampaikan dalam konferensi antara lain tentang teknologi farmasi dan teknologi di bidang kosmetik. Selain itu, ada pula yang mengangkat topik mengenai kosmetik yang aman untuk digunakan dan pemanfaatan tanaman untuk nutrasetikal dan kosmetik. Para penyaji dalam ICNaCS tahun kedua ini tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari Malaysia, Jerman, Jepang, dan Australia. (KHN)