Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) mengukuhkan Prof. Dr. Terry Mart dan Prof. Dr. rer. nat. Rosari Saleh sebagai anggota baru Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar AIPI pada Rabu (20/11). Keduanya adalah guru besar Departemen Ilmu Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI).

Bertempat di Balai Sidang UI, pengukuhan dipimpin oleh Wakil Ketua AIPI, Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro. AIPI adalah lembaga independen yang bertugas memberikan pendapat serta saran kepada pemerintah dan masyarakat luas mengenai pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan. AIPI dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1990.

Menurut Satryo, AIPI memiliki legitimasi yang kuat sehingga pemilihan anggota baru AIPI didasarkan pada proses yang panjang. AIPI di Indonesia seperti halnya National Academy of Sciences di Amerika Serikat, sebuah lembaga terpandang yang menjadi pemberi masukan bagi pemerintah.

Pemilihan anggota baru diawali dengan usulan sejumlah anggota AIPI dan dari persetujuan dua pertiga jumlah anggota yang ada. Terry Mart dan Rosari Saleh dipilih karena kiprah mereka yang besar di bidang ilmu pengetahuan. Hal tersebut terlihat dari karya serta pemikiran mereka yang dikenal luas baik di tingkat nasional maupun internasional.

Pada inaugurasi tersebut, Terry Mart menyampaikan kuliahnya yang berjudul "Membawa Prinsip Pauli pada Produksi Hyperon dan Hypernucleus serta untuk Memahami Bintang Netron". Pemaparan tersebut, menurutnya, merupakan cuplikan dari penelitiannya selama 20 tahun terakhir. Bidang kajian yang ia dalami antara lain tentang nuklir partikel.

Aplikasi teori nuklir partikel salah satunya terdapat dalam bidang fisika medis. Alat kedokteran yang merupakan penerapan dari fisika medis antara lain Positron Emission Tomography(PET) dan MagneticResonance Imaging (MRI). PET, misalnya, digunakan dalam pendeteksian kanker. PET bekerja dengan meletakkan material radioaktif yang mengeluarkan positron di lokasi kanker. Lewat radiasi, lokasi kanker kemudian dapat dipotret. PET adalah pendeteksi kanker yang akurat dan efektif.

Sementara itu, Rosari Saleh menyampaikan kuliahnya yang berjudul “Otonomi Energi: Titik Balik bagi Energi Terbarukan.” Ia mengungkapkan bahwa pendapatan Indonesia lebih kecil dibandingkan pengeluarannya untuk konsumsi bahan bakar minyak. Oleh karena itu, ia menyarankan penggunaan energi matahari untuk mengatasi hal tersebut.

Energi matahari, menurut Rosari, memiliki sejumlah keunggulan seperti gratis dan bersih, terbarukan, dan akan selalu ada hingga berjuta tahun ke depan. Setiap satu jam energi matahari yang sampai ke bumi dapat mencukupi kebutuhan energi selama satu tahun. Lebih lanjut ia mengatakan, sinar matahari merupakan sumber energi yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan Indonesia. “Sumber energi terbarukan yang memiliki kelebihan jauh di atas dan kelemahan yang jauh di bawah sumber energi-energi terbarukan lainnya,” jelas Rosari. (KHN)