Mahasiswa UI Tebarkan Motivasi dan Inspirasi Lewat Gerakan UI Mengajar
Meskipun banyak pilihan aksi sosial mahasiswa, 660 mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Indonesia (UI) memilih mendaftarkan dirinya sebagai pengajar Gerakan UI Mengajar angkatan ke-3. Gerakan yang berusaha memotivasi dan menginspirasi banyak orang tersebut konsisten menyasar daerah pelosok dengan kondisi pendidikan memprihatinkan.
Ketua Pelaksana Gerakan UI Mengajar, Asep Muhamad Awaludin S., mengatakan lonjakan pendaftar dari tahun ke tahun adalah bukti bahwa mahasiswa ingin lebih banyak berkontribusi. Asep menilai, mahasiswa ingin melihat keadaan di lapangan secara langsung. “Setelah melihat, mereka ingin belajar dan berbagi di sana,” sebut Asep di Depok, Rabu (27/11).
Dari rangkaian seleksi, panitia telah menetapkan 30 pengajar terpilih yang akan diberangkatkan ke Indramayu, Jawa Barat, pada 9 Januari mendatang. Selama 25 hari, mereka akan mengajar sembari menanamkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi warga setempat. Tahun ini, panitia tidak hanya fokus menggelar aksi mengajar, tetapi juga mempersiapkan sejumlah program yang menyasar orang tua. Asep menyebutkan, aksi itu dinamai aksi sosial terintegrasi. Aksi tersebut berupa penyuluhan dan pelatihan bagi guru dan masyarakat setempat.
Panitia juga melebarkan visinya dari memotivasi dengan menambahkan usaha menginspirasi. Motivasi diberikan kepada siswa didik di pelosok daerah, sementara inspirasi ditularkan kepada generasi muda lewat banyak kegiatan seperti seminar kajian terhadap kondisi pendidikan bagi masyarakat luas dan studi banding dengan komunitas lain.
Tak hanya itu, panitia juga menerbitkan buku kumpulan kisah inspiratif pengajar Gerakan UI Mengajar angkatan ke-2. Buku itu berjudul Salam Cinta dari Sobang yang ditulis oleh 30 pengajar mahasiswa dari beragam fakultas. “Kita ingin menginspirasi orang untuk lebih peduli, mau berbagi ke lingkungan terdekat mereka,” ungkap Asep yang juga mahasiswa jurusan Fisika 2011 ini.
Gerakan UI Mengajar angkatan ke-3 melantik 30 pengajar terpilih dalam Seminar dan Pelantikan Pengajar yang diselenggarakan di Ruang Promosi Doktor FKM UI, Sabtu (23/11). Para pengajar dilantik oleh Pejabat Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis M.Met. setelah dibekali pelatihan selama 3 hari 2 malam (15-17 November 2013) di Bumi Perkemahan Ragunan. Mereka diberi pelatihan mengenai metode mengajar yang kreatif dan inovatif, perkembangan anak, self care (memotivasi diri), dan manajamen kelas oleh sejumlah narasumber seperti dari Pusat Krisis Psikologi UI, Dompet Dhuafa/Sekolah Guru Indonesia, dan dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.
Seminar yang digelar pada hari pelantikan mengangkat tema “Pemuda, Solusi Pendidikan Indonesia”. Seminar tersebut menghadirkan Muhammad Solihin Fikri (Gerakan Indonesia Berkibar) dan Rita M. Darwis (Sahabat Pulau) dengan moderator Wakil Ketua BEM UI 2013, Azhar Nurun Ala.
Indramayu dipilih sebagai destinasi karena sejumlah wilayah di sana perlu mendapat perhatian. Di beberapa daerah, kata Asep, kondisi pendidikannya masih memprihatinkan. Misalnya, gedung sekolah tidak layak pakai dan jumlah pengajar sangat terbatas. “Bahkan ada satu ruangan dipakai untuk 5 kelas. Selain itu, karena jumlah guru sedikit, kami merasa peran orang tua harus dioptimalkan,” ujar Asep.
Dua puluh lima hari mengajar di daerah pelosok memang tidak akan cukup untuk mengubah sistem pendidikan di daerah tersebut. Namun, Asep tetap berharap, warga bisa terus menjaga semangat dan nilai-nilai yang dibawa oleh Gerakan UI Mengajar. Tahun sebelumnya, panitia memilih daerah Desa Kertaraharja dan Desa Kutamekar, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Banten. Saat itu, mahasiswa UI yang mendaftar sebagai pengajar mencapai 300 orang. (DPN)
- Login to post comments