Saat ditimpa masalah, mahasiswa cenderung datang ke teman sebayanya. Secara psikologis perkembangan, di usia remaja akhir dan dewasa awal, kedekatan dan kepercayaan (trust) terhadap teman lebih kuat ketimbang unit lain seperti keluarga, kata narasumber yang juga Koordinator Badan Konsultasi Mahasiswa (BKM) UI, Ika Malika, M.Psi. dalam Pelatihan Peer Counselor yang dilaksanakan Sabtu (21/9/2013) di Ruang Rapat Pusat Kesehatan Mahasiswa (PKM) UI lantai 2.

Hadir 44 mahasiswa UI dari berbagai jurusan yang lolos seleksi dari seratus lebih pendaftar. Semua peserta dinilai layak setelah dilihat Indeks Prestasinya (minimal 3,0), alasan ikut serta, dan pengalaman organisasi. Mereka dibekali kemampuan dasar dalam konseling secara kognitif selama dua hari, yakni Sabtu 21 dan 28 September 2013, dengan tema “Optimalisasi Peran Teman Sebaya untuk Membantu Permasalahan Mahasiswa”.

“Mahasiswa itu punya banyak pemicu stres dan masalah akan selalu ada. Kenapa pendekatannya teman sebaya, karena sebagian besar orang lebih nyaman datang ke teman sebaya, lebih ngerti masalahnya, lebih informal, dan lebih tidak menakutkan,” kata Ika. Ia juga menambahkan, biasanya image datang ke profesional seperti BKM itu sangat menakutkan, pun label negatif bahwa dirinya sangat bermasalah. “Karena itu dengan dibantu teman sebaya, semakin banyak mahasiswa yang terbantu,” papar Ika.

Salah seorang peserta, Hanifah Rahma, mahasiswi Ilmu Komunikasi 2011, yakin bahwa teman dalam peer lebih memahami masalahnya. “Namun, sebelum megetahui diri orang lain, harus tahu dulu diri sendiri,” kata Hani. Dengan begitu, kata Hani, akan mudah mengatasi masalahnya.

Setelah mendapat pembekalan dasar, berikutnya setiap dua bulan sekali secara beriringan peserta Peer Counselor akan dibimbing untuk follow up rutin, tentang apa yang sudah mereka dapatkan. Ika berharap, dengan adanya kegiatan semacam ini akan semakin banyak mahasiswa yang peduli terhadap teman di sekitarnya. “Poin kita, semakin dini masalah ditemukan, semakin mudah dibantu. Kita juga tegaskan pada peer counselor, bahwa mereka hanya membantu, menemukenali, menguraikan masalah lebih dini, bukan menyelesiakan,” pungkasnya (DPN)