UI Kukuhkan Dua Guru Besar bidang Ilmu Penyakit Dalam
Universitas Indonesia (UI) kembali mengukuhkan dua guru besar ilmu penyakit dalam pada upacara yang dilaksanakan Sabtu (07/09) di Aula FK UI kampus Salemba, Jakarta, yaitu Prof. Dr. dr. Siti Setiati, Sp.PD(K), M.Epid., FINASIM, yang sekarang ini sedang menjabat sebagai Wakil Rektor UI Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Kerjasama Industri, serta Prof. Dr. dr. Pradana Sewondo, Sp.PD-KEMD. Upacara dipimpin oleh Rektor UI Prof. Dr. Muhammad Anis, M.Met.dan dihadiri oleh para guru besar UI, staf pendidik dan kependidikan FK UI, serta para undangan lainnya.
Pada upacara pengukuhan tersebut, Prof. Siti Setiatimemberikan pidato yang berjudul “Geriatric Medicine, Sarkopenia, Frailty, dan Kualitas Hidup Pasien Usia Lanjut: Tantangan Masa Depan Pendidikan, Penelitian, dan Pelayanan Kedokteran di Indonesia”. Dalam pidatonya tersebut, ia memaparkan bahwa memberikan pelayanan kesehatan untuk usia lanjut yang berkualitas adalah tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dilihat dari populasi usia lanjut yang terus meningkat. Berbagai sumber daya harus disiapkan, seperti fasilitas pelayanan dan sumber daya manusia. Pendidikan geriatri penting diberikan agar kualitas pelayanan kesehatan usia lanjut di Indonesia semakin baik. Masyarakat diharapkan memperoleh pelayanan kesehatan usia lanjut yang berkualitas dari fasilitas pelayanan primer sampai tersier yang juga harus diiringi dengan kebijakan dalam menyelesaikan masalah kualitas hidup usia lanjut dari penentu kebijakan yaitu Menteri Kesehatan RI, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, guru besar, serta pejabat terkait.
Setelah itu, giliran Prof. Pradanayangmemberikan pidato dengan judul “Harapan Baru Penyandang Diabetes Melitus di Era Jaminan Kesehatan Nasional 2014”. Ia memaparkan bahwa ada harapan baru pada pencegahan dan pengobatan penyandang diabetes melitus (DM) di era implementasi Jaminan Kesehatan Nasional dan berharap adanya “agen perubahan” yang berperan aktif dalam pelaksanaan pengelolaan DM. Produktivitas yang prima dari SDM yang progresif akan menunjang perekonomian dan pembangunan sosial. Kemudian, sebenarnya penyakit DM dapat dicegah dengan tidak hanya berfokus pada pengobatan tetapi juga pada pencegahan melalui upaya preventif dan promotif kesehatan yang efektif.
Pemenuhan mengobati pasien DM adalah tantangan terbesar bagi layanan kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Oleh karena itu ada beberapa inovasi yang kreatif untuk mengatasi tantangan tersebut, seperti penyediaan teknologi informatika untuk menyediakan informasi kepada penyandang DM; negosiasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) atas kebutuhan pengobatan penyandang DM agar lebih terjamin ketersediaannya; perbaikan kualitas dan harga obat; pengembangan program studi dan program pelatihan dokter layanan primer; pemenuhan fasilitas kesehatan di tingkat layanan pertama yang dilengkapi dengan sistem rujukan yang memadai; penjangkauan penderita DM atau pradiabetes yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan dan Kementrian Kesehatan; serta pemantauan perkembangan pasien DM dengan teknologi oleh BPJS. (RTS)
- Login to post comments