CEPP (Centre for Election and Political Party) FISIP UI menggelar diskusi yag bertajuk “Demokrasi, Parlemen dan Peran Media Massa” di Aula Terapung Perpustakaan Pusat UI pada Senin (9/9). Diskusi ini dihadiri oleh Pramono Anung (Pimpinan DPR RI), Prof.Dr.Bagir Manan (Ketua Dewan Pers), Prof.Dr.Ir. Muhammad Anis, M.Met. (Pejabat Rektor UI), Prof.Dr.Bambang Shergi Laksmono,M.Sc. (Dekan FISIP UI), Eddy Prasetyono,M.I.S.,Ph.D. (Wakil Dekan FISIP UI), Chusnul Mari’yah,Ph.D. (Presiden Direktur CEPP FISIP UI), serta beberapa Pemimpin Redaksi Media seperti Uni Lubis (Pemred ANTV), Putra Nababan (Pemred Metro TV), Nurjaman Mochtar (Pemred SCTV/Indosiar), Saiful Hadi (Antara), dan Usman Kasong (Media Indonesia).

Pejabat Rektor UI Prof. Anis dalam sambutannya mengatakan proses pembelajaran menjadi poin penting. Anak-anak bangsa tak tertarik untuk menjadi anggota DPR Padahal DPR adalah lembaga penting karena memiliki kewenangan dalam bidang legislasi. Diskusi ini diharapkan bisa menjadi pembelajaran bagaimana melakukan proses demokrasi. Selain itu, sebagai perguruan tinggi UI harus mampu netral atau tidak berafiliasi dengan partai apapun. Namun, UI berupaya maksimal dalam memberi kajian akademik sebagai bagian dari kortribusi nyata dalam proses demokrasi.

Sedangkan Dekan FISIP UI Prof. Bambang Shergi mengatakan, diskusi ini merupakan bagian dalam melaksanakan tanggung jawab untuk terus menerus menjawab tantangan pematangan demokrasi di Indonesia. Demokrasi juga berbasis pada partisipasi politik dan peningkatan partisipasi politik yang membutuhkan peran media dan elemen-elemen lain untuk peningkatan sumber daya manusia, yakni salah satunya kampus. Media dan kampus memiliki tugas yang sama, yakni mengusung proses pematangan demokrasi Indonesia.

Peran media pada demokrasi saat ini begitu luar biasa. Media akan selalu mengungkap dan memberitahukan kepada publik tentang apapun hal yang dilakukan oleh partai politik maupun elitnya. Dapat dikatakan pula bahwa media ibarat salon kecantikan karena dapat mengubah seseorang yang hitam menjadi terang benderang, begitupun sebaliknya. “Jadi begitu luar biasa peran media ini menjadi amat penting, bahkan pemilik media itu sendiri tidak bisa menjaga kekuatan media itu sendiri. Yang nyata dan maya sudah menjadi satu, menjadikan hiperrealitas” kata Pramono Anung.

Pada kesempatan itu, Pramono juga mengungkapkan efektivitas media lokal dalam menyampaikan aspirasi kepada konstituennya.“Banyak anggota legislatif yang lebih memilih menggunakan media lokal untuk menyampaikan aspirasinya kepada konstituen. Peranan media menjadi sangat tinggi. Modal networking dengan media bagi anggota legislatif di daerahnya masing-masing juga sangat memengaruhi kampanye anggota legislatif,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Bagir Manan mengatakan bahwa pers memikul tanggung jawab dalam pendidikan politik sehingga media harus berdiri di depan untuk melakukan pembaruan. “Bagi saya pers itu lahir dengan misi politik yang tidak terpisahkan. Karena itu, wajar ketika pers dianggap sebagai instrumen kegiatan politik dan partisipasi politik. Paling tidak, ada dua bentuk yang dilakukan pers, yakni fungsi kontrol dan membentuk opini, dan itu bawaan bagi pers,” ucapnya.

Menurut Bagir, kemerdekaan pers tidak hanya dinikmati sendiri. Kemerdekaan juga harus dinikmati pihak lain, terutama berkaitan dengan peran media sebagai institusi sosial sehingga kebebasan pers itu harus memiliki manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat. (Humas CEPP)