Penanganan Kegawatdaruratan pada Kecelakaan dalam E-Fast 2013
Kecelakaan bisa menimpa siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Untuk itu, kemampuan menghadapi kecelakaan seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Sayangnya, selama ini banyak korban jiwa akibat kecelakaan justru diakibatkan oleh penanganannya yang kurang tepat.
Sistem kegawatdaruratan medis sebagai pertolongan pertama sebelum korban dirawat ke rumah sakit adalah hal yang sangat penting dalam tanggap kecelakaan. Pertolongan pertama ini punya peran yang penting dalam mengurangi rasio kematian atau kecacatan korban. Untuk itulah Tim Bantuan Medis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) menyelenggarakan Emergency Fair and Festival (E-Fast) pada Sabtu (26/10) di Aula FK UI Salemba.
Pada sesi pertama, berlangsung pemberian materi tentang penanganan awal kecelakaan dengan pembicara pertama Prof. Dr. dr. Artono, Sp.B. Ia menjelaskan pentingnya keberadaan komunitas atau lingkungan masyarakat yang tanggap bencana. Pembicara kedua yakni dr. Riyadh Firdaus, Sp.An memberi materi tentang basic life support atau bantuan hidup dasar. Materi ini berguna untuk menilai keadaan pasien yang tidak sadarkan diri, melakukan kompresi dada dan bantuan nafas, serta memposisikan pasien yang tidak sadar namun masih bernafas spontan dalam posisi yang benar.
Sesi kedua, diisi dengan materi mengenai penanganan cedera pada kecelakaan. dr. Pukovisa Prawirohardjo, Sp.S yang merupakan staf pengajar Departemen Neurologi FK UI, menerangkan berbagai jenis cedera kepala yang mungkin terjadi saat kecelakaan. Sementara dr. Yogi Prabowo, Sp.OT yang merupakan ahli orthopedi dan traumatologi menerangkan berbagai teknik pembidaian pada korban yang terkena patah tulang.
E-Fast kemudian dilanjutkan dengan talkshow yang menghadirkan, AKBP Irwan Prawira dari Polda Metro Jaya, Pendiri AGB 118 Prof. Dr. dr. Artono, Sp.B, Dekan FK UI Dr. dr. Ratna Sitompul, Sp.M(K), serta Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok. Keempatnya menjelaskan peran masing-masing institusi dalam menekan angka kecelakaan.
AKBP Irwan Prawira menekankan pentingnya ketegasan polisi dalam menindak pelanggaran lalu lintas. Namun menurutnya, hal tersebut perlu diimbangi kesadaraan dan ketaatan masyarakat dalam menaati peraturan lalu lintas. Ia melalui AGB 118 yang didirikannya berusaha menjawab kebutuhan bantuan medis yang cepat tanggap karena selama ini bantuan medis dari rumah sakit jumlahnya masih sangat minim. Apa yang dilakukan Prof. Artono ini kemudian disambut positif oleh Ahok yang kemudian menawarkan pengalokasian dana hibah DKI Jakarta untuk AGB 118. Sementara Dr. Ratna yang mewakili institusi pendidikan, menekankan pentingnya mendidik mahasiswa kedokteran untuk tidak sekedar pintar dan cerdas, namun juga peduli dan punya jiwa menolong yang kuat.
Pada sesi terakhir E-Fast, dilaksanakan simulasi penanganan kecelakaan kendaraan bermotor. Para peserta kegiatan ini kemudian turut diajak pula untuk mencoba melakukan penanganan kecelakaan. (IRH)
- Login to post comments