Festival Bulan Bahasa Indonesia 2012
Dalam rangka memperingati bulan bahasa, Ikatan Keluarga Sastra Indonesia Universitas Indonesia (IKSI UI) menyelenggarakan Festival Bulan Bahasa Indonesia atau Falasido pada 29-30 Oktober 2012 di Area Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI. Falasido merupakan kegiatan tahunan IKSI UI dan tahun ini, Falasido mengangkat tema, “Mengangkat Eksistensi Dongeng sebagai Warisan Budaya Bangsa.”
Tema tersebut diambil karena keberadaan dongeng mulai dilupakan masyarakat, padahal dongeng mengandung kearifan lokal bangsa. Salah satu rangkaian acara Falasido 2012 yaitu Seminar Sastra Anak yang menghadirkan Heru Prakoso (pendongeng), Vera Itabiliana K. Hadiwidjono (psikolog anak dan remaja), Ratna Djumala (Dosen Program Studi Indonesia UI), serta Nila Rahma (Kepala Departemen Keilmuan dan Kajian Budaya BEM FIB 2010). Dalam seminar ini dibahas bagaimana dongeng dapat memiliki peran penting bagi perkembangan mental dan pembelajaarn anak-anak.
Heru misalnya, menjelaskan bahwa dongeng adalah sarana yang baik bagi anak-anak untuk mendapatkan nasihat. “Dongeng memberikan nilai-nilai positif pada pola dan tingkah laku anak dan memberikan suasana yang menyenangkan,” tuturnya.
Dongeng, menurut Nila, dapat membuat anak peka terhadap pemakaian kata-kata dan memperkaya perbendaharaan kata-kata. “Selain itu, dongeng dapat mempererat hubungan antara orang tua dengan anak,” paparnya. Hal serupa dijelaskan oleh Vera. Ia mengatakan, dalam melakukan kegiatan mendongeng, orang tua mengajak anak berinteraksi sehingga dapat membangun kerekatan emosional antara orang tua dan anak.
Sementara itu, Ratna menekankan pentingnya penggunaan sastra anak dalam media pembelajaran anak, misalnya dalam dongeng, cerita untuk anak, serta buku dan tayangan pengetahuan bagi anak. Menurutnya, bahasa yang digunakan harus disesuaikan agar anak-anak mengerti makna dari pesan yang disampaikan. Selain itu, salah satu hal yang penting dimiliki media pembelajaran anak yaitu kemampuan membuat anak menemukan jati diri dan karakternya.
Selain seminar dan pergelaran teater, dalam Falsido 2012 juga diadakan berbagai kompetisi, yaitu lomba mendongeng bagi warga Negara asing, lomba menulis dongeng, lomba musikalisasi puisi, serta kuis super kata. Pada lomba mendongeng bagi warga negara asing yang keluar sebagai Juara I adalah Shiro Matsugata (Jepang), sementara Juara II dan III berturut-turut diraih Priyananda Sharma (India) dan Kim Chung Kuk (Korea Selatan).
Juara I lomba menulis dongeng diraih Vina Andriani dengan dongengnya “Mimpi Sebuah Bintang,” Juara II yaitu Rhoni Rodin dengan dongeng “Cita-cita Tiga Bersaudara,” dan Juara III yaitu Cindy Preissila Nugroho dengan dongengnya “Lana dan George Sapi.”
Pada lomba musikalisasi puisi, Juara I diraih Glorius dari SMAK 1 Materdei, Juara II diraih Teater Cahaya Universitas Muhammadiyah Tangerang, serta Juara III diraih SMA Izada Tangerang. Untuk kuis super kata, yang menjadi Juara I adalah Program Studi Perancis, Juara II Program Studi Jerman, serta Juara III Program Studi Jawa.
Acara Falasido 2012 ditutup dengan pementasan drama teater berjudul “Mati Suri di Jakarta” oleh kelompok teater di Program Studi Indonesia, yaitu Teater Pagupon. Drama besutan sutradara Ari ‘Harjay’ Wibowo ini bercerita tentang Desi, perempuan yang dijadikan istri kedua oleh James yang merupakan pemilik perusahaan dari luar negeri. Desi kemudian mengkhianati james dan jatuh cinta pada Sam, seorang pria miskin yang juga telah memiliki istri yaitu Har. Namun, ternyata Sam hanya memanfaatkan Desi demi harta.
Naskah “Mati Suri di Jakarta” karya Rebecca Kezia Serefina (Program Studi Indonesia 2010) ini sebelumnya merupakan naskah yang ditulis untuk Lomba Penulisan Lakon Drama dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) 2012 dan keluar sebagai Juara I.
Naskah ini mengambil sari-sari kearifan lokal cerita Nyai Dasima. Judul “Mati Suri di Jakarta” diambil untuk mendeskripsikan bahwa hidup adalah ketika moral masih eksis, dan ketika moral tiada, manusia seakan mati suri. (YV)
- Login to post comments